Cerita mahasiswa baru diawali pada tanggal 14 Juni 2021 dimana hari tiu merupakan hari yang ditunggu-tunggu untuk para siswa siswi yang telah mengikuti SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Hari itu hari Senin, aku dan anakku sudah siap-siap menunggu pengumuman di depan laptop. Bisa sih pake handphone, tapi kali itu kami mau membaca pengumuman via laptopku.
Dan waktu yang dinanti pun tiba. Anakku sedikit suprised tertahan dengan mengucap syukur Alhamdulillah kalau anakku diterima di Universitas Brawijaya Kota Malang Jawa Timur. Begitu pun aku, langsung mengabarkan berita gembira ini ke keluargaku di Jakarta. Oh ya, di Malang kami hanya kami tinggal dan hidup berdua saja.
Aku membuka media sosial yaitu Facebook. Seketika langsung ramai timeline-ku dengan postingan teman-temanku yang bangga dengan memposting screenshot pengumuman hasil seleksi SBMPTN 2021 di laman LTMPT (Lembaga Tes Masuk Pergguruan Tinggi Negeri) karena anak-anaknya diterima di perguruan tinggi negeri.
Bagaimana dengan aku? Tidak ada aku melakukan pengumuman di media sosial mana pun. It’s not my type. Aku dan anakku hanya leyeh-leyeh kemudian bersiap untuk makan malam di Holycow! Steakhouse by Chef Afit yang berlokasi di Jalan Dieng no 32 Kota Malang.
Kami tidak posting apa pun tentang diterimanya anakku, selain posting di media sosial kami sedang menikmati steak di sana. Kan kami dapat subsidi buat dinner ke Holycow. Happy us!
Akhirnya pada japri dong beberapa teman yang penasaran. Dengan santainya aku juga menjawab kalau anakku keterima di perguruan tinggi negeri di Malang.
Satu minggu kemudian aku membuat syukuran kecil-kecilan berupa besek yang kuisi dengan aneka kopi, teh, jahe bubuk serta gelas enamel jadul juga sendok kayu. Maklum ya, aku tuh nggak bisa masak. Dan memang kebanyakan besek ini kubagi-bagikan dengan kukirim ke Jakarta ke teman-teman dan keluarga yang telah mensupport kami.
Bulan Agustus 2021 adalah penentuan UKT (Uang Kuliah Tunggal). UKT merupakan sistem pembayaran yang berlaku di seluruh PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Pembayaran UKT ini ditanggung oleh setiap mahasiswa/mahasiswi di setiap satu semester dan mendapat subsidi dari pemerintah.
Penentuan UKT yang membuat aku dan anakku deg-degan. Maklum, sebagai ibu tunggal aku membiayai semua kebutuhan termasuk biaya kuliah anakku. Hari pengumuman UKT pun tiba, dan kami sama-sama teriak histeris. Kenapa? Ya iya gimana gak histeris, rupanya anakku mendapat UKT di golongan II. Alhamdulillah tidak terlalu memberatkan aku.
Di bulan yang sama, anakku memulai kegiatan kuliah secara online. Ketika itu diawali dengan PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru ) selama tiga hari dengan menggunakan seragam hitam putih.
Kuliah pun mulai diikuti secara online hampir setiap hari kecuali hari Jumat dan Minggu. Hari Sabtu biasanya acara kampus lagi masih online dengan seragam hitam putih. Kalau aku bilangnya itu ospek online. Gak seru yah, cuman duduk depan laptop seperti kuliah. Jamanku dulu ospek di kampus Universitas Trisakti Jakarta udah kayak badut aku dibuatnya.
Cerita mahasiswa baru yang aku ikuti setiap harinya sering membuatku senyum-senyum sendiri dan tak sedikit aku dibuat tertawa ngakak.
Saat anakku sedang zoom untuk masuk UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) bahasa Inggris, anakku diwawancara dan aku ikut mendengarkan. Kating (kakak tingkatnya) bertanya, kenapa mau ikut UKM ini. Anakku menjawab kalau dari kecil nggak pernah ikut les bahasa Inggris. Aku yang mendengarnya sambil ngelus dada, Ya Allah, miris banget ya anakku. Anakku kemudian menyambung menjelaskan, kalau dari kecil lingkungannya sering berbicara dalam bahasa Inggris dan juga banyak membaca buku-buku bahasa Inggris. Ah, aku pun lega mendengarnya, huft.
Pernah juga diwawancara untuk masuk UKM lainnya, ketika anakku memperkenalkan diri, aku mendengar katingnya berseru, “Oh ini yang namanya Dinda”. Modyar! Seruku dalam hati, anakku banyak diperhatiin nih😜
Teman-teman fakultas anakku ini banyak yang dari luar kota. Seperti dari Lampung, Tangerang, Jakarta, Karawang, Yogyakarta, Padang, Sidoarjo, Blitar dan kota lainnya. Tetapi sejak bulan September, sudah ada beberapa temannya yang ngekos di Malang. Pertemuan-pertemuan secara online lewat zoom antara para mahasiswa baru ini membuat semacam ikatan cinta, eh ikatan pertemanan yan solid.
Padahal kuliah masih online dan belum tahu kapan pastinya untuk kuliah tatap muka. Begitu antusiasnya mereka ingin bertemu dan berkumpul di acara ngopi yang hampir setiap hari dilakukan para mahasiswa baru ini.
Bagaimana dengan anakku? Apakah ikut ngopi hampir setiap hari? Oh tidak dong, awalnya saja anakku datang untuk ngopi sambil melihat teman mahasiwa barunya dalam bentuk real, hehe. Selebihnya anakku sudah bisa menilai, kalau beberapa teman mahasiswa ada yang membawa bad influence. That’s a life. Kita harus bisa memilih dengan siapa kita berteman agar dapat nyaman.
Yang lucunya, ketika kopi darat itu, banyak dong teman mahasiswa baru yang berasal dari Kota Malang itu sendiri. Dan salah satu seorang temannya ketika berkenalan dengan anakku, dia komen, “Oh, kamu yang dulu pacaran sama si Anu, yang kamu dikasih hadiah ulang tahun tas Coach gambar gajah?” Aku yang mendengarnya langsung ngakak dong, eh gile yeee, segetu famousnya anakku di kota Malang, eh maksudnya segetu viralnya kisah cinta anakku di kalangan anak-anak SMA di Malang saat itu. Luar biasa!
Para mahasiswa baru ini berkumpul tidak hanya ngopi saja. Kadang mereka berkumpul di rumah salah satu mahasiswa baru untuk mengerjakan tugas. Teman-teman anakku mayoritas pria di kelasnya. Kalau ada acara kumpul, yang punya rumah malah menjemput anakku dimana rumah kami agak jauh naik ke atas. Lucu kan yah? Tuan rumah malah jemput anakku. Ternyata udah kebaca, si mahasiswa baru ini suka sama anakku. Hmm.. Tapi yang suka sudah cukup hanya suka saja ke anakku, keduanya sangat mengerti karena beda keyakinan tidak mungkin diteruskan. Lucu yah, sudah sadar dari awal, hmm.
Ada lagi mahasiswa baru dari Yogyakarta yang ditanya kenapa milih kuliah di Malang? Katanya waktu milih Univeristas Brawijaya dia mengira itu di Jawa Tengah. Makblarrr.. aku mau ngakak tapi takut dosa.. jadi gimana itu ya 😁
Kelakuan mahasiswa baru ini ya lucu aja. Pernah suatu pagi anakku yang masih merem mengangkat telfon dan di ujung sana terdengar, “bangun-bangun” kemudian dijawab anakku. Kemudian telfon pun mati. Ternyata gaes, kalau malam mau tidur, di grup itu ada list yang minta dibangunkan pake telfon. Jadi ada puluhan anak yang ngelist, kemudian misalnya si A yang nanti membangunkan nomor urut 1 sampai dengan 5, kemudian si B membangunkan nomor urut 6 sampai dengan 10 dan seterusnya. Ya iya anakku dibangunkan, kalau nggak solat dia lebih memlilih untuk tidur lagi, #eaa
Cerita mahasiswa baru yang lainnya. Suatu siang pernah ada motor berhenti di rumahku hanya sebentar. Ternyata ada mahasiswa baru yang mengantar coklat dan susu UHT Strawberry kegemaran anakku dengan diselipi kertas ucapan penyemangat untuk menyelesaikan esai. Ouw, so sweet. Trus siapa dong yang ngirim coklat buat aku, huhu.
Pernah di suatu malam Minggu anakku pamit mau kerja kelompok. Aku mengizinkan tapi ya tumben aja mahasiswa baru semangat amat mengerjakan tugas di malam Minggu.
Trus pulangnya anakku membawa martabak telur kesukaanku sambil mengaku dosa, “Buk, ada yang nyogok Ibu nih. Tadi Nda nggak kerja kelompok, tapi ngopi sama si Fulan”
Aku cuman berujar, “Udah kebaca deh. Trus gimana tadi tuh cowo?”
Anakku hanya menjawab, “Terima kasih sudah suka sama aku”
Dan tawaku tambah berderai. Duuh, kuliah belum satu semester, yang suka banyak aja. Tapi anakku menyampaikan padaku, gak enak pacaran dengan teman sekelas. Anakku memilih lebih fokus dan konsentrasi ke artis K-Pop, lhooo.
Semoga anakku sudah mengerti, kalau kuliah ini memang tidak main-main. Aku menyediakan waktu dan hatiku untuk menemaninya selama dia kuliah di Malang ini. Bisa saja aku meninggalkan kota ini dan kembali ke Jakarta, tetapi aku lebih memilih menemani anakku.
Hanya sebagian cerita mahasiswa baru yang bisa kusampaikan disini. Semoga kalian terhibur dengan artikel ini. Terima kasih sudah mampir yaa.