Depot HTS Malang (Han Tjwan Sing) Melegenda dari tahun 1927 – yang lebih dikenal dengan Depot HTS, sering menjadi tempat perhentian para wisatawan yang melakukan perjalanan dari Surabaya ke Malang sekedar untuk istirahat sambil mengudap camilan kue atau menyantap hidangan khas depot ini.
Berdiri sejak tahun 1927, bagaimana kisahnya kuliner legendaris Depot HTS sehingga dapat bertahan sampai sekarang, yuk kita simak perbincangan ibu Janny, cucu bapak Han Tjwan Sing.
Onde-Onde Depot HTS Favorit Orang Belanda
Depot HTS Malang dalam sejarah berawal dari seorang bapak Han Tjwan Sing yang awalnya bekerja sebagai pegawai di Pasuruan kemudian berhenti dari pekerjaannya. Kemudian bersama istri memulai usaha di rumah dengan berjualan jamu dan membuat kue yang dijual ke tetangga-tetangganya. Usahanya yang kemudian berkembang dengan berjualan kue onde-onde serta kue lainnya dan membuka lapak di depan Pasar Lawang. Kue onde-ondenya yang terkenal enak lezat itu memiliki banyak pelanggan, termasuk dari orang-orang Belanda saat itu.
Bapak Han Tjwan Sing yang meninggal di usia 76 tahun memiliki putri bernama ibu Dora Ira Wahyuni yang sering membantu membuat kue. Ibu Dora yang sekarang masih sehat berusia 94 tahun, melanjutkan usaha ayahnya sejak tahun 1970 dengan tetap berjualan kue onde-onde. Teman-teman ibu Dora yang berkebangsaan Belanda bila datang ke Indonesia pasti mampir ke Depot HTS untuk melepas kangen dengan mencicip kue onde-onde, ungkap ibu Janny putri Ibu Dora.
Kue onde-onde yang juga banyak dibeli oleh penjual kue yang menawarkan onde-onde ke penumpang bis yang bisnya berhenti di Pasar Lawang. Hal ini berlangsung lama sampai akhirnya pada tahun 1988 Depot HTS yang dipimpin ibu Dora pindah ke lokasi baru yang ditempati sampai sekarang yang terletak di jalan Dr Wahidin 123, Lawang. Bangunan tiga lantai dengan area parkir yang luas juga dilengkapi dengan mushola dan toilet. Lantai bawah khusus untuk depot didisain dengan banyak bukaan sehingga sirkulasi udara sangat baik keluar masuk dan tidak memerlukan kipas angin ataupun pendingin udara. Menurut Ibu Janny, udara pada bulan Juli terasa sangat dingin sekali di Lawang.
Baca juga:
- 7 Kuliner Madura Yang Bikin Perut Kamu Bahagia
- Lima Kuliner Legendaris di Kota Malang Yang Harus Dicoba
- Botram Resto Sukabumi Yang Klasik Kekinian
Menu Depot HTS
Di tempat yang baru usaha kuliner di Depot HTS yang dipegang oleh generasi ketiga yaitu Ibu Janny dan adiknya yang bernama ibu Lenny makin berkembang karena telah menambah menu makanan seperti nasi rawon merah yang menjadi menu andalan di depot ini, nasi rawon hitam, nasi garang asem, nasi tim kambing obat, nasi sop merah, nasi sop sapi, nasi iga masak pedas, nasi kerengsengan, tahu telur, sop lutut sapi, lontong cap go mek dll.
Menu Depot HTS lainnya untuk minuman juga bervariasi dari yang panas sampai dingin seperti es kelapa kopyor, es dawet, es blewah, es beras kencur, wedang jahe, dll juga tersedia minuman aneka juice.
Untuk cemilan kue makin bervariasi seperti pastel, risol, kroket, lemper, pisang goreng dll yang sekarang diproduksi sendiri oleh keponakan ibu Janny.
Untuk semua masakan di Depot HTS sekarang dipegang ibu Lenny yang meramu langsung bumbu masakan dibantu dengan karyawan. Dengan menjaga kwalitas rasa untuk semua menu masakan, maupun mutu bahan masakan dengan standarisasi potongan daging dan sayur yang semua sama ukurannya sehingga penampilan menu masakan juga terlihat menarik.
Malam itu kami memesan nasi rawon merah dan es kelapa kopyor. Tidak seperti rawon pada umumnya yang berwarna hitam, rawon merah yang dimasak tanpa kluwek ini merupakan menu makanan andalan di Depot HTS. Dengan kuah yang syarat bumbu rempah dan rasanya gurih dengan potongan dagingnya yang besar dan empuk. Nasi rawon merah yang dilengkapi dengan tempe, toge dan sambal terasi menemani malam kami yang saat itu sedang mendung. Harga seporsi nasi rawon merah Rp35.000. Untuk semangkuk es kelapa kopyornya Rp27.000.
Sebagai camilannya kami memesan onde-onde. Onde-onde dengan isi kacang hijau dan kacang merah juga terasa empuk dan lembut ketika dikunyah. Hmmm… Onde-onde yang legendaris karena bertahan sejak tahun 1927 hingga sekarang. Mengunyah onde-onde ini sambil membayangkan kakek HTS sambil melihat foto beliau.
Di Depot HTS selain tersedia kue, menu makanan dan minuman juga menyediakan beraneka ragam oleh-oleh yang dapat dipilih untuk dibawa pulang pengunjung depot. Dengan adanya oleh-oleh di Depot HTS memudahkan pengunjung ketika mencari buah tangan untuk teman atau keluarga. Oleh-oleh yang terdiri dari kue-kue kering, bumbu pecel, bawang goreng, minuman dalam kemasan juga ada tas-tas dari rotan dan cobek batu dll.
Berbagi Ke Sesama
Produksi kue di Depot HTS dilakukan setiap hari. Untuk penjualan kue tergantung dari ramai atau tidaknya pengunjung yang datang. Pengunjung biasanya ramai datang di setiap hari libur tanggal merah, hari Sabtu dan hari Minggu sehingga kue yang dijual bisa habis tandas tak bersisa. Tetapi ada kalanya pengunjung tidak banyak datang ke depot, sehingga ada kue yang bersisa. Dan sisa kue tersebut biasanya dibagikan ke gereja dan panti asuhan yang berada di sekitar Depot HTS. Seperti panti asuhan Mutiara Bunda, Griya Asih, Griya Bina, dll.
Ada kekhawatiran dari Ibu Janny, pengunjung yang datang ke Depot HTS akan mengalami penurunan bila jalan tol yang menuju Malang sudah selesai dibangun. Wisatawan yang menuju Malang biasanya lebih suka melewati jalan tol yang otomatis tidak melewati kota Lawang yang ada Depot HTS. Padahal Depot HTS adalah salah satu kuliner legendaris yang wajib didatangi bila wisatawan menuju ke kota Malang.
Jumlah karyawan yang bekerja di Depot HTS saat ini berjumlah sekitar 25 orang. Calon karyawan biasanya datang sendiri ke Depot HTS karena dibawa oleh karyawan yang sudah bekerja di depot sebelumnya. Ada juga karyawan yang telah lama bekerja di depot kemudian menikah dan akhirnya keluar. Kemudian ketika mempunyai anak dan anaknya sudah dewasa, si anak datang dan juga melamar untuk bekerja di Depot HTS. Dan orang-orang yang datang untuk minta pekerjaan di Depot HTS selalu diterima bekerja, karena pemilik Depot HTS merasa kasihan karena sudah jauh-jauh datang dari desa. Untuk jumlah karyawan yang menginap di depot berjumlah 8 orang yang kebanyakan berasal dari Malang Selatan. Dan untuk karyawan yang menginap ini bertugas sampai depot tutup jam 9 malam. Untuk karyawan yang sudah mempunyai keluarga bertugas sampai jam 5 sore karena pulang ke rumah masing-masing
Dengan selalu berbagi ke sesama dari pemilik depot, sehingga selalu mendapat keberkahan dari Tuhan untuk usahanya. Juga sistem kekeluargaan yang diterapkan pemilik depot kepada seluruh karyawan sehingga terjalin hubungan yang baik dan yang menguntungkan antara pemilik dan karyawan.
Dan rezeki kami malam itu, sebelum pulang kami dibawakan kue-kue oleh Ibu Janny. Ada lemper, risol, kroket dan yang pastinya juga onde-onde. Wah senang sekali kami malam itu. Yuk, yang belum pernah mampir ke Depot HTS coba deh mampir. Pasti kalian akan terpukau dengan Depot HTS yang legendaris itu.
#setip
#estrilookcommunity