Hari Sabtu lalu, tanggal 20 Maret 2021 beruntung saya mendapat kesempatan mengikuti webinar dengan judul “Menjadi Parents Melek Digital Ala Generasi Z” yang diselenggarakan oleh SMA Pintar Lazuardi.
Nara sumber yang dihadirkan, yaitu:
- Ibu Dya Loreta SE, M.Ikom, CSP, CPM (penulis, dosen dan konsultan marketing communication)
- Ibu Sonya Sinyauri (Kepala SMA Lazuardi)
- Ibu Inayah Sri Wardhani (Manager Sekolah Widya Wiyata)
Juga ada Ibu Fiki Maulani sebagai perwakilan orang tua yang juga ketua komunitas Wajah Bunda Indonesia.

Nara sumber webinar “Menjadi Parents Melek Digital Ala Generasi Z”
Acara yang dimulai pukul 13.30 WIB dengan host Miss Sandra berlangsung selama 90 menit itu sangat menambah insight saya sebagai orang tua supaya lebih up to date dan kekinian untuk mengetahui tentang apa itu Generasi Z. Ternyata Generasi Z itu memang memiliki perbedaan dengan generasi lainnya terutama gaya belajarnya. Orang tua kekinian seperti saya ini harus lebih mengetahui gaya belajar Generasi Z. Yuk kita simak di ulasan di bawah ini.
Era Digital dan Generasi Z
Era digital saat ini terutama masa pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan penggunaan konsumsi internet terutama selama anak belajar dalam jaringan dari rumah atau belajar jarak jauh. Diketahui Indonesia saat ini sebagai pengguna internet tertinggi nomor tiga di Asia Tenggara.
Menjadi orang tua masa kini di era digital memang menjadi tantangan tersendiri. Anak yang sebelumnya memiliki keterbatasan memegang HP, sekarang lebih banyak menggunakan karena masa pandemi saat ini. Orang tua yang tadinya sering komplen bila melihat anaknya memegang HP karena dikira sedang main game sekarang sudah paham bahwa anaknya sedang belajar dengan menggunakan HP.
Generasi Z dari awal mereka sudah dikenalkan dan disajikan teknologi digital. Percaya atau tidak, ketika baru lahir mereka sudah difoto dan diaplot ke media sosial. Bener kan, ya? Hehe. Sejak dari kecil Generasi Z juga sudah terbiasa terhubung dengan dunia maya.
Dijelaskan oleh Ibu Dya Loretta atau biasa disapa Ibu Dylo bahwa Generasi Z pada tahun ini adalah yang berusia 7 – 21 tahun. Anak saya yang masih kelas 12 di SMA Negeri 1 Malang berusia 18 tahun dan termasuk Generasi Z. Saya sendiri termasuk Generasi X dengan usia saya saat ini 46 tahun. Bisa dilihat di gambar di bawah ini.
Menurut info dari Tempo.co, hasil sensus penduduk yang digelar Badan Pusat Statistik sepanjang bulan Februari – September 2020 didapat bahwa Generasi Z berjumlah 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa. Generasi Z dan Generasi Y saat ini mendominasi jumlah penduduk Indonesia.
Gaya Belajar Generasi Z, Orang Tua yang Kekinian Harus Tahu
Orang tua kekinian harus mengikuti arus perkembangan teknologi dalam mendampingi anaknya belajar. Harus dipahami oleh orang tua bahwa ‘mendampingi bukankan berarti memerintahkan’. Dikala pandemi seperti saat ini, belajar melalui daring menuntut orang tua untuk dapat mendampingi anak secara ekstra. Orang tua diharuskan untuk mau belajar bersama mengenal berbagai aplikasi digital. Dan disini anak membutuhkan orang tua yang kekinian alias selau apdet tetapi tidak kudet (kurang apdet). Tentunya Generasi Z akan sangat bangga memiliki orang tua yang kekinian, selalu apdet dan tidak kudet
Generasi Z yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi Z yang lahir di era digital, harus dikenali dulu seperti apa pola bermain, pola belajar, dan pola bersosiasilasi yang semuanya tidak luput dari teknologi. Generasi Z banyak berkembang dan bertumbuh dalam lingkungan yang serba teknologi. Sebagai orang tua kita memiliki kontribusi dalam memperkenalkan dengan gadget pada anak, nah jangan lupa kita sebagai orang tua harus tetap mendampinginya, ingat anak akan bangga sama orang tua yang update bukan yang kudet.
Gaya Belajar Generasi Z
Orang tua sekarang harus bisa mengetahui gaya belajar Generasi Z. Karena jelas sekali berbeda dengan gaya belajar pada zaman saya yang Generasi X. Gaya belajar Generasi Z, yaitu:
1. Gaya belajar audio visual
Gaya belajar itu ada tiga macam. Yaitu audio, visual dan kinestetik. Untuk Generasi Z mereka terbiasa dengan gabungan gaya belaja audio dan visual. Mereka lebih senang dengan melihat gambar bergerak dan bersuara.
2. Bergantung pada teknologi digital dan streaming
Otomatis Generasi Z gaya belajarnya sangat bergantung dengan teknologi digital dan streaming. Karena untuk kenyamanan belajar membutuhkan piranti teknologi seperti laptop, PC (Personal Computer) atau minimal gadget seperti smartphone. Dengan dibantu koneksi internet seperti wifi, belajar jarak jauh dapat ditempuh dengan mengikuti pelajaran secara streaming.
3. Mudah menangkap dan memahami sebuah pembahasan
Maraknya media sosial yang tidak hanya menghibur juga sekarang banyak konten yang mengedukasi. Generasi Z banyak menangkap dan mengerti untuk sebuah pembahasan yang muncul seperti dari Twitter, TikTok, Youtube dan lainnya.
Tak heran mereka lebih apdet dan membahasnya ke orang tua dan hal ini membuat kita sebagai orang tua dituntut untuk tidak kudet. Jujur ini terjadi pada saya dan anak SMA saya, heuheu.
4. Berani mengemukakan pendapat dan kritis
Saya melihat anak saya yang Generasi Z dan teman-temannya lebih kritis dan lebih berani mengeluarkan pendapat. Segala sesuatunya diupayakan untuk didiskusikan.
5. Senang mencoba, mencari tahu berbagai hal dan berinovasi
Ibu Inayah mengutarakan kalau anak sekarang lebih senang mencoba dan mencari tahu berbagai hal. Generasi Z lebih apdet teknologi sehingga tak heran mereka lebih pintar dan secara otodidak bisa memahami aplikasi yang ada di gadget, komputer dan lainnya. Tak heran mereka bisa menjadi boss for self tetapi tetap harus mendapat arahan dari orang tua.
Seperti halnya anak SMA saya ingin belajar electone dan gitar. Saya tawarkan untuk les, awalnya hanya ikut kelas beberapa bulan. Selebihnya dengan belajar sendiri mencari tutorial di Youtube.
6. Mudah mencerna arahan pada tutor/mentor/guru yang memposisikan diri sebagai teman
Generasi Z sangat mudah mencerna arahan dari guru yang memposisikan diri sebagai teman. Baik pada cara bicara maupun cara mengajar, guru yang tidak seperti dituakan. Sehingga membuat nyaman Generasi Z dalam mencerna pelajaran dan informasi baru.
Enam gaya belajar Generasi Z tadi setidaknya dapat membuka insight orang tua agar dapat mendampingi anaknya dalam belajar daring di masa pandemi ini untuk meraih cita-citanya nanti.
Berikut data tren di masa mendatang ada 10 profesi yang diminati Generasi Z, yaitu:
- Data analis
- Digital marketer
- Application developer
- Praktisi medis
- Akuntan
- Spesialis SEO
- Ahli lingkungan
- Software engineer/developer
- Konstruksi & teknik
- Entrepreneur

10 profesi yang diminati Generasi Z
Dengan enam gaya belajar Generasi Z yang sudah dipaparkan di atas tadi, sebagai orang tua juga harus bisa memilih sekolah yang sesuai dengan gaya belajar mereka. SMA Pintar Lazuardi mengakomodir kebutuhan belajar online saat ini masa pandemi yang sesuai dengan Generasi Z.
SMA Pintar Lazuardi – Blended Learning High School
Ibu Sonya selaku Kepala SMA Lazuardi menjelaskan bahwa SMA Pintar Lazuardi yang merupakan pengembangan dari sekolah Lazuardi Group mulai beroperasi sejak tahun 2021-2022. Sekolah online, khususnya untuk universitas dan SMA, seperti saat masa pandemi ini akan menjadi trend sekolah alternatif. Lazuardi konsisten akan ikut serta dalam memberikan kontribusi pada sistem pendidikan di negeri kita, dengan menyelenggarakan SMA Blended Learning tanpa meninggalkan kreativitas secara optimum.

SMA Pintar Lazuardi – Blended Learning High School
Caranya dengan menambahkan aktivitas hands on mandiri siswa lewat project based learning. Juga dukungan Learning Management System (LMS) yang diberi nama Pintar.
SMA Pintar Lazuardi – Blended Learning High School menggabungkan antara kegiatan tatap muka dan pembelajaran online dengan prosentase pembelajaran online lebih besar. Kegiatan tatap muka akan dilakukan seminggu sekali di sekolah home based. Kegiatan tatap muka difokuskan untuk:
- Pembentukan karakter
- Pengembangan keterampilan sosial
- Coaching tentang karir
- Kegiatan praktikum yang tidak dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran online
Untuk peserta didik yang berasal dari wilayah yang belum tersedia sekolah home based, kegiatan tatap muka akan digantikan dengan program pengayaan dan coaching yang dilakukan secara online.
Kurikulum SMA Pintar Lazuardi
Kurikulum di SMA Pintar Lazuardi mengacu pada kurikulum Nasional yang sedang berlaku diperkaya dengan konten kurikulum dari berbagai negara dan kurikulum keahlian. Dengan didukung aplikasi PINTAR yaitu Pedagogical Intelligence Architecture, yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja.
VISIÂ : Masyarakat berbudaya luhur berlandaskan kebaikan welas asih, dan kebahagiaan spiritual.
MISI : Menggali dan mengembangkan potensi setiap individu dalam menciptakan perbaikan kehidupan.
Learning Management System
Pedagogical Intelligence Architecture (PINTAR) merupakan sebuah strategi pedagogi (pembelajaran) yang diterapkan melalui sebuah Learning Management System (LMS) online yang memperhatikan keterikatan antara peserta didik dengan proses pembelajaran melalui feedback process.

aplikasi PINTAR
Keunggulan LMS PINTAR
Multipart, berarti materi disampaikan dalam bagian-bagian kecil dan dipilih hanya materi fundamental dari sebuah mata pelajaran. Upaya ini dimaksudkan agar mudah dipahami secara mandiri oleh siswa.
Feedback System, akan memastikan peserta didik terlibat aktif, berinteraksi, saling memberi dan menerima umpan balik (feedback) untuk efektivitas belajar, mengetahui capaian hasil belajar, terbentuknya komunitas belajar, mendokumentasikan portofolio yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
Differentiated Learning, dimulai dengan diagnostic assessment, sehingga dapat memandu learning path yang akan dilalui siswa dari urutan materi dan memungkinkan siswa memiliki tahapan belajar yang berbeda.
Leaning Path, peserta didik akan memililki ‘jalur/peta’ untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan pembelajaran.
Multi-friendly Content, materi dan media pembelajaran dikemas dalam beragam bentuk sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
Gamification, pembelajaran online juga mempertimbangkan kesenangan dan keseruan. Ini dilakukan dengan menambahkan unsur games dalam pembelajaran.

aplikasi LMS PINTAR
Â
Nah, SMA Pintar Lazuardi dengan aplikasi PINTAR yang sangat cocok untuk Generasi Z dapat menjadi pilihan sekolah online di masa pandemi saat ini dan masa yang akan datang. Orang tua kekinian yang telah memahami gaya belajar generasi Z pasti cenderung memilih SMA Pintar Lazuardi untuk masa depan anak-anaknya.
Susah susah gampang mendampingi generasi Z ini… Saya tahun ini baru mulai mba.. karena anak sulung mulai masuk SMP .. dan subhanallah.. berasa banget terkaget-kaget.
Ulasan Mbak Dyah membantu banget memahami gaya belajar anak-anak saya..
alhamdullillah ya mba
Wah, sistem nya ini kayak diklat CPNSku, Mbak, pakainya LMS. Keren nih ada ide sekolah online semacam PINTAR ini. Dan ternyata Corona ini membuat kita semakin kreatif dan inovatif untuk menjawab keluhan yang ada.
betul mba
sebagai orang tua memang kita harus tahu ya, mbak gaya belajar anak kita bagaimana biar nggak ketinggalan. kalau anak saya masuk generasi Alpha nih penasaran nanti gimana gaya belajarnya
siap siap dengan informasi baru ya mba
Corona membuka kita kreatif ya? Beruntunglah yang menjadi generasi Z. Eranya sudah digital. Eh, ada Corona. Langsung diaplikasikan segala kemampuannya. Tiap generasi punya kelebihan masing-masing.
yups betul mba. kita ikutan belajar juga
Mengajar generasi Z memang harus menggunakan teknologi, tapi tampaknya terbatas pada generasi Z yang memiliki fasilitas teknologi saja ya Mba? Hihi Semoga banyak bantuan untuk sekolah-sekolah pinggiran agar tidak ketinggalan zaman.
semoga ya mba
Benar banget, setiap anak memiliki gaya belajarnya masing-masing. Anakku ada 5 orang, 4 di antaranya termasuk generasi Z. Lumayanlah menemani mereka belajar di era pandemi seperti sekarang ini.
agak ringan ya mba hehe
Iyaapp Mbak, generasi Z ini pintar main gadgetnya otodidak banget ya, tanpa harus diajarin. 😀
Anakku yang masih kelas 5 aja udah sering kesel sama gurunya yg terlalu serius.
Bagus banget ini ide SMA Pintar Lazuardi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
iyess, daftar yuuk
Gen Z kalau diminta mengerjakan soal yang berbentuk gamifikasi suka banget dan langsung selesai,, beda dg disuruh baca buku teks duhh gak jalan, hehe
hihi bener mba 🙂
Pos yang baik. Saya terus periksa weblog ini serta saya memperoleh inspirasi! Kabar yang paling berfaedah terutamanya sisi penutup 🙂 Saya banyak memandang kabar seperti berikut. Saya cari kabar tersendiri ini buat jam yang begitu lama. Terima kasih atas postingannya serta mudah-mudahan sukses.