Reza Permadi atau yang sering disapa Reper menahan kekecewaan yang mendalam saat dia tiba di loket pendaftaran pendakian di Ranu Pani. Datang jauh-jauh dari Jakarta dengan membawa perlengkapan pendakian yang lengkap hendak mendaki Gunung Semeru, ternyata yang didapat tulisan depan loket bahwa jalur pendakian ditutup. Kejadian tersebut dialaminya di tahun 2014 silam.

Liburan kuliah yang rencananya ingin diisi dengan menikmati keindahan Gunung Semeru ternyata pupus sudah. Saat itu memang belum ada informasi secara online mengenai jadwal buka atau tutupnya jalur pendakian Gunung Semeru.

Berangkat dari kekecewaannya saat tidak dapat mendaki Gunung Semeru, Reza hanya bisa marah dalam hati. Andai saja ada platform yang menginformasikan kalau jalur pendakian sedang tutup. Jika ada platform tentunya dapat membantu pengunjung untuk mendapat informasi jadwal pendakian agar persiapan dan biaya perjalanan tidak sia-sia belaka.

Reza sebagai mahasiswa jurusan Geologi di sebuah perguruan tinggi di Semarang yaitu di Universitas Diponegoro, hobinya memang tak jauh untuk menjelajah alam di seluruh nusantara. Ilmu geologi yang didapatnya selain belajar bumi secara ilmiah, tetapi juga belajar bagaimana struktur, sumber daya, dan perubahan lingkungan yang diakibatkan karena aktivitas manusia.

Di tengah luasnya ilmu geologi yang ia pelajari selama di bangku kuliah, Reza menyadari passionnya ada di bidang geowisata. Menurut UNESCO Global Geoparks Network, geowisata adalah kegiatan pariwisata yang mendukung konservasi warisan geologi, meningkatkan kesadaran akan pentingnya bumi, serta mendorong kesejahteraan masyarakat lokal melalui kegiatan wisata berkelanjutan.

reza permadi digitalisasi pariwisata
Berawal dari gagal naik gunung Semeru,
Reza menciptakan AVMS
(foto: instagram.com/repermadi)

Membangun “Jembatan” Menghubungkan Alam, Teknologi dan Masyarakat

Reza menyadari bahwa Indonesia menyimpan kekayaan yang luar biasa namun belum dikelola secara efisien dan berkelanjutan. Di sinilah ia meyakinkan dirinya untuk belajar lebih jauh mengenai pariwisata berkelanjutan dengan melanjutkan studi Magister Pariwisata Berkelanjutan (Suistainable Tourusm) di Universitas Padjajaran. Dasar ilmu inilah yang menjadi pondasi terciptanya platform digital Atourin.

Reza melihat bahwa banyak desa wisata di Indonesia memiliki potensi seperti panorama indah, budaya unik serta keramahan penduduknya. Tetapi semua belum tersentuh digitalisasi.

Keprihatinannya yang melihat banyak sampah yang diakibatkan dari pembelian tiket masuk yang berbahan kertas dan pada akhirnya disobek oleh petugas. Reza memikirkan berapa banyak pohon yang ditebang untuk pembuatan ketas tersebut yang akhirnya terbuang begitu saja.

Serta pengalamannya saat hendak mendaki Gunung Semeru yang ia tidak mengetahui kalau jalur pendakian sedang tutup karena pengelola belum go digital.

Tidak hanya itu saja, banyak desa wisata yang mencatat kunjungan secara manual, promosi yang dilakukan dari media sosial pribadi dan pendapatan yang sulit dilacak karena sistem yang tidak transparan. Hal ini mengakibatkan potensi ekonomi lokal tidak maksimal.

Reza juga melihat para wisatawan yang jauh-jauh hari melakukan riset dan pencarian destinasi wisata sebelum berangkat. Yang tadinya data-data seperti jadwal atraksi wisata, harga tiket masuk, biaya akomodasi hingga kuliner lokal hanya bisa didapat dari sumber resmi pemerintah, tetapi kini bisa diperoleh dari ulasan wisatawan mau pun travel blogger dan para backpacker. Dan ini masih belum menjadi concern dari pengelola wisata.

Didasari masalah-masalah yang ada, Reza membangun jembatan teknologi bagi desa-desa yang memiliki potensi wisata tetapi belum memiliki akses kuat ke sistem digital, promosi online, pengelolaan kunjungan dan pencatatan operasional.

Reza berpikir: “Bagaimana jika desa wisata bisa mengelola semua aktivitasnya lewat teknologi, tetapi tetap menjaga prinsip keberlanjutan.”

Atourin, Dari Digitalisasi Menuju Keberlanjutan

Di tengah gegap gempita dan geliat pariwisata desa di Indonesia, Reza memiliki ide untuk menggabungkan passion terhadap alam, ilmu geologi dan teknologi. Bersama dua orang temannya Benarivo T. Putra dan Muchdlir Zauhariy, pada akhir tahun 2019 Reza mendirikan Atourin (PT Atourin Teknologi Nusantara). Perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi pariwisata yang fokus pada digitalisasi destinasi wisata lokal terutama desa wisata.

“Atourin bukan sekadar agen perjalanan wisata biasa, melainkan sebuah marketplace yang menghubungkan langsung antara pengelola produk wisata seperti desa wisata, homestay dengan wisatawan. Dengan menggunakan aplikasi Visitor Management System yang canggih, Atourin dapat mengelola kunjungan wisatawan secara otomatis, transparansi dan tanpa menggunakan kertas,” kata Reza. Atourin bisa diunduh oleh siapa pun di Google Play mau pun App Store.

reza permadi atourin
marketplace Atourin
foto: atourin.com

AVMS atau Atourin Visitor Management System, besutan Atourin yaitu sebuah platform digital pariwisata, yang diciptakan untuk bisa digunakan oleh pengelola desa wisata sehingga bisa lebih maju berkembang. Data tahun 2024, dari 6.000-an jumlah desa wisata yang ada di Indonesia, sekitar 700-an desa wisata yang sudah mendaftar di Atourin, tetapi baru sekitar 200-an desa wisata yang menggunakan platform AVMS. Reza berharap ke depannya akan semakin banyak desa wisata yang bermitra dengan Atourin dan menggunakan AVMS.

Melalui sistem Atourin Visitor Management System, desa wisata dapat melakukan:

  • pengelolaan reservasi secara digital/tiket elektronik
  • mencata data wisatawan secara transparan
  • menjual paket wisata atau atraksi wisata secara online
  • memantau kapasitas kunjungan agar tidak melebihi daya tampung dan daya dukung lingkungan

Langkah-langkah ini tidak hanya mempermudah pengelolaan, tetapi dapat menjaga keseimbangan ekologi. Dengan data real time, desa bisa mengetahui kapan harus membatasi kunjungan agar alam tidak rusak atau kapan harus melakukan merawat lingkungan. Contoh wisata yang sudah melakukan langkah seperti itu adalah CMC 3 Warna di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Konsep seperti inilah yang kemudian dikenal sebagai Sustainable Digitalisasi Pariwisata, karena memadukan efisiensi teknologi dengan prinsip berkelanjutan.

Kendala dan Tantangan Atourin

Atourin yang tumbuh di tengah pandemi COVID-19 tidak berhenti begitu saja dalam mengembangkan perusahaan rintisannya. Banyaknya pariwisata yang terdampak dengan pembatasan pengunjung ke lokasi, tidak menciutkan Reza dan rekan-rekannya untuk bergerak terus memajukan Atourin.

Justru dari idenya muncul untuk mengadakan Wisata Virtual dimana Atourin menjembatani para pegiat wisata dan pengelola desa wisata dengan para pengunjung. Pengembangan model kegiatan pariwisata berbasis digital menjadi terobosan baru. Wisata Virtual ini tidak sekedar konten digital, tetapi juga sebagai sarana edukasi juga hiburan. Kegiatan jelajah nusantara berbasis virtual ini lebih efisien dan besar dampaknya di industri pariwisata.

Tidak hanya itu saja, Reza dan timnya di Atourin juga mengadakan pelatihan wisata virtual untuk ratusan pelaku wisata lokal secara gratis dan mandiri. Agar pelaku wisata dapat memahami cara menggunakan teknologi untuk bertahan dan tumbuh di masa sulit. Kemudian langkah ini mulai mendapat sambutan dari pemerintah dengan berkolaborasi antara Atourin dan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf), Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI Kominfo) serta lembaga-lembaga lainnya.

Banyak desa wisata di pelosok yang belum memiliki akses internet tetapi sedang diupayakan dengan BAKTI Kominfo. “Karena memang untuk menuju pariwisata go digital, harus ditunjang juga dengan akses internet yang menjangkau pelosok,” kata Reza. Untuk kendala yang ada, diupayakan untuk diminimalisir karena di saat wisatawan sudah booking paket dan setibanya di desa wisata yang minim akses internet, wisatawan tinggal menunjukkan kode QR yang sudah dibeli.

Saat mencoba menggandeng desa wisata untuk bermitra dengan Atourin, Reza Permadi yang saat ini sebagai Co-Founder dan COO di Atourin, seringkali menghadapi resistensi dari pengelola wisata yang akan diajak bekerjasama. Mereka khawatir jika teknologi akan mengambil alih pekerjaan mereka.

Tetapi dengan kegigihan Reza dan tim Atourin untuk meyakinkan dengan memberi solusi-solusi dan kendala yang dihadapi pengelola wisata. Mulai dari masalah komunikasi bahasa asing, pengelolaan program hingga pengembangan pariwisata berbasis teknologi. Dan pengelola wisata juga pelaku wisata yang tadinya resisten akhirnya welcome dengan apa yang telah disampaikan oleh Reza dan tim Atourin.

Masa Depan Cerah dengan Lahirnya ARTI Menyempurnakan Misi Keberlanjutan

Komitmen Reza untuk memperjuangkan Sustainable Digitalisasi Pariwisata banyak membuahkan karya. Beberapa kali karyanya dipresentasikan termasuk di Konferensi Pariwisata International (ITC), Planet Tourism Indonesia, Konferensi Jaringan Geopark Asia Pasifik dan beberapa konferensi regional di Indonesia.

Reza juga banyak berperan dalam organisasi profesional seperti ceramah, lokakarya dan seminar yang membuatnya terpilih menjadi Duta Muda Kreatif Indonesia (2017) dan menerima penghargaan dari Kementerian Pemuda & Olahraga Indonesia (2022) serta penghargaan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards di bidang teknologi dari Astra Internasional (2023).

reza permadi atourin
Menerima SATU Indonesia Awards dari ASTRA Foto: instagram.com/repermadi

Penghargaan yang diberikan Astra International Tbk sebagai apresiasi bagi anak-anak muda Indonesia yang telah berkontribusi positif dalam berbagai bidang. Termasuk teknologi yang telah dikembangkan oleh Reza Permadi dalam menjembatani alam, teknologi dan masyarakat dengan menjalankan Sustainable Digitalisasi Pariwisata melalui sistem AVMS.

Reza yang saat ini menjadi anggota Fakultas di Universitas BINUS, masih terus melakukan pendampingan dan pelatihan untuk Pokdarwis (Kelompok Dasar Wisata) dan komunitas wisata lainnya untuk membangun desa wisata. Yang Reza lakukan bersama tim untuk mendorong produk-produk di desa wisata agar lebih paham digitalisasi. Karena memang desa wisata memliki potensi, daya tarik wisata yang bisa dikunjungi wisatawan.

Ke depannya Reza berharap akan semakin banyak desa wisata yang menjalankan Sustainable Digitalisasi Pariwisata. Sejak ia memenangkan SATU Indonesia Awards bidang teknologi di tahun 2023, ia dan tim Atourin juga menggandeng program Desa Sejahtera Astra dan Kampung Berseri Astra untuk mengembangkan berbagai potensi suatu desa, baik itu UMKM, hingga sektor pariwisatanya.

Lahirnya ARTI, dari Sustainable ke Regenerative

Tidak berhenti di digitalisasi saja, Reza menyadari bahwa sustainable tourism tidaklah cukup. Ia berpikir, keadaan alam yang saat ini sudah ada, ke depannya tidak hanya mempertahankan kondisi tetap baik, tetapi juga mengembalikannya menjadi lebih baik.

reza permadi ARTI
Reza Permadi dan tim Atourin
(foto: geologi.ft.undip.ac.id)

Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni 2024, Reza dan tim Atourin resmi meluncurkan ARTI (Atourin Regenerative Tourism Initiative). ARTI bukan sekedar program tambahan, tetapi gerakan kolektif yang bertujuan menciptakan ekosistem pariwisata yang regeneratif yaitu wisata yang memperbaiki ekosistem alam, sosial dan ekonomi lokal.

Salah satu program unggulan ARTI yaitu One Traveler One Tree. Di mana wisatawan yang membeli paket wisata di Atourin memiliki kesempatan untuk menanam pohon dengan tujuan mengimbangi jejak karbon dari perjalanan mereka. Tentu saja hal ini akan memiliki makna berarti, tidak hanya untuk wisatawan tetapi juga kepada ekosistem alam.

Penutup

Reza optimis di tahun 2030 nanti akan ada perkiraan sekitar 4.500 desa wisata yang akan go digital dan menggunakan AVMS. Sudah banyak desa wisata yang sebelumnya sudah eksis kemudian bergabung mendaftarkan diri di marketplace Atourin dan mengalami kenaikan profit yang sigifikan. Masa depan cerah dengan Sustainable Digitalisasi Pariwisata bersama AVMS dari Atourin.

#APA2025-PLM

sumber:

https://geologi.ft.undip.ac.id/kisah-inspirasi-reza-permadi-alumni-teknik-geologi-undip-bangun-jembatan-menuju-desa-wisata-indonesia
https://www.tempo.co/sains/tokoh-inspiratif-reza-permadi-ciptakan-atourin-untuk-dorong-digitalisasi-pariwisata-indonesia-26618
https://www.indonesiana.id/read/166699/jelajah-nusantara-melalui-wisata-virtual-atourin