Mendapat info dari teman mbolang, bila di Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang ada wisata Malang yaitu sumber air yang unik. Sumber Jenon Malang, wisata air yang melegenda hingga kini.
Malang yang kaya dengan wisata alamnya, lengkap mulai wisata gunung, pantai, air terjun sehingga membuat saya sangat terhibur. Tinggal pilih mau ke wisata Malang mana nih dan jaraknya juga tidak terlalu jauh. Sumber Jenon Malang, wisata air yang melegenda hingga kini menjadi pilihan tempat berpiknik kami kali ini.
Perjalanan Menuju Lokasi Sumber Jenon
Pagi itu tanggal 7 Oktober 2020, langit kota Malang sangat cerah. Walau pun dengan bulan berakhiran ber, belum tentu cuaca mendung dan hujan. Kami memanfaatkan cuaca cerah dengan melakukan perjalanan ke Sumber Jenon. Saya meluncur dari rumah di Dinoyo menuju Madyopuro rumahnya Teh Iis. Setelah membeli minuman, motor Vario saya meluncur langsung ke arah sumber mata air ini.
Kami berdua sama-sama belum pernah ke lokasi Sumber Jenon Malang yang berada di Area Sawah, Desa Gunungronggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Saya hanya mengikuti petunjuk arah dari Google Maps dengan mendengar arahan mbak Google melalui earphone. Melalui Cemoro Kandang perjalanan kami tempuh sekitar 15 km lebih memakan waktu lebih dari setengah jam.
Karena Google Maps saya setting dengan mode kendaraan roda dua, sehingga kami dilewatkan ke jalan lingkungan yang jalannya kecil dan kadang melewati pemukiman penduduk. Etapi nggak juga ding, memang jalan di Malang lebarnya kecil-kecil dibandingkan di Jakarta. Yaeyalaaah #masih aja banding-bandingin ma jalan di Jakarta, duh.

Melewati jalan kecil dan sepi (sumber: dok. pribadi)
Kadang melewati jalan yang sepi, di kanan kiri jalan hanya pohon-pohon rindang atau kebun tebu. Eeeh, kapan itu lewat jalan sepi yang berliku-liku tiba-tiba mencium bau wangi. Tetapi kok saya tidak melihat adanya kebun bunga. Makin digas aja tuh motor sambil ngeklakson-klakson. Ih apaan sihhh. Sempet pula kita berhenti untuk berfoto ria di tengah jalan. Abisnya sepi banget, jadi penasaran untuk berhenti parkir dan merekam memori.
Harga Tiket Masuk Sumber Jenon
Setelah agak ugal-ugalan berkendara motor, akhinya kami melihat ada petunjuk kecil menunjukkan Sumber Jenon. Yesss, kami langsung belok kanan menuju area parkir. Di sana untuk parkir kendaraan dikenakan biaya Rp5.000. Setelah menitipkan motor saya langsung menuju loket untuk membeli dua buah tiket masuk. Harga tiket masuk ke wisata air Sumber Jenon Rp5.000 per orang.

Loket masuk Sumber Jenon (sumber: dok. pribadi)
Wisata ini buka dari hari Senin sampai Minggu mulai jam 7.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB. Ada petugas berseragam di pintu masuk untuk memeriksa tiket masuk yang sudah kami beli. Perlahan kami menuruni tangga masuk menuju wisata air legenda ini.
Baca juga:
- Wisata Pantai Malang Selatan yang Wajib Dikunjungi
Sumber Nagan: Sumber Air Yang Tak Pernah Kering Di Singosari
- Wisata Kuliner Tradisional di Malang, Kamu Pasti Suka
Fasilitas Wisata Air
Menuruni jalan kami melihat tempat cuci tangan. Di masa adaptasi kebiasaan baru ini, kita semua memang dituntut agar disiplin 3M untuk cegah COVID-19. Tetap menjaga jarak dan menggunakan masker juga harus sering-sering cuci tangan walau berada di tempat umum.
Di dalam kawasan wisata yang dikelola oleh BUMDES kami melewati kolam untuk berenang dengan kedalaman lebih dari 1,5 meter untuk dewasa. Sedangkan untuk anak-anak lebih aman bermain air di kolam keceh. Untuk berenang dapat menyewa ban renang seharga Rp5.000 saja. Berderet gazebo berbentuk segitiga dari bambu yang dapat digunakan untuk beristirahat. Seperti halnya di kolam renang konvensional, di sini juga disediakan toilet dan musala.

Gazebo pinggir kolam sumer (sumber: dok. pribadi)
Dikelilingi pohon-pohon besar, wisata air ini sangat teduh dan rindang. Saya terpukau melihat lingkar pohon yang besar-besar menandakan umur pohon di sana sudah tua. Andai bisa bicara, pohon-pohon itu akan dapat bercerita karena sebagai saksi sejarah munculnya Sumber Jenon.
Ada area khusus untuk warung-warung berjualan makanan mau pun tempat persewaan baju renang. Baju renang dapat disewa dengan harga Rp5.000. Kali aja ada pengunjung yang kelupaan membawa baju renang atau yang tadinya tidak ingin berenang setibanya di wisata air ini yang adem dan indah itu jadi berubah pikiran. Nah jadinya bisa berenang bersama keluarga atau teman dengan menyewa di tempat persewaan baju renang.
Ada beberapa gardu pandang yang dapat dipanjat. Sayang sekali ketika Teh Iis mau naik, dilarang oleh petugas. Selain alasannya tangga gardu pandang tidak aman untuk dipanjat, juga mereka sepertinya khawatir dengan kita emak-emak yang rada maksa untuk manjat😁
Akhirnya kita hanya berselfie ria di depan pohon tua yang besar dan akarnya banyak bermunculan dari permukaan tanah. Pemandangan yang tak akan saya temui kalau saya ke Jakarta.
@happydyahdotcomSumber Jenon Malang ##sumberjenon ##fyp ##wisatamalangbatu ##hijabtraveller ##vacations ##travel♬ SUMMER IN MIAMI – Pat Matrone & Massimo Scalieri
Keindahan Sumber Jenon Malang, Wisata Air yang Melegenda Hingga Kini
Setelah melewati kolam keceh, saya dan Teh Iis berjalan menuju sebelah ujung sumber mata air. Melewati jembatan berwarna kuning, saya berjalan perlahan ke sumber yang dari jauh sudah membuat saya tertarik. Airnya berwarna biru kehijauan. Luar biasa, baru kali ini saya melihat langsung keindahan sumber Jenon yang melegenda ini. Airnya jernih sekali sehingga saya dapat dengan jelas melihat batang pohon yang tenggelam di tengah sumber, melintang dari barat ke timur. Ada pohon beringin juga yang tumbang pada tahun 1977 dan masuk ke dalam sumber tersebut.
Dibatasi dengan jembatan berwarna kuning, menandakan batas area yang diijinkan untuk berenang adalah yang kolam dewasa. Yang dasar kolamnya dengan susunan batu bata. Sedangkan sumber yang ada batang pohon tumbang memang tidak diperkenankan dipakai untuk berenang. Selain dalamnya mencapai 7 meter juga bahaya karena berenang dapat terkena batang-batang kayu.
Terdapat meja kursi terapung di tepi Sumber Jenon. Sambil duduk saya berselfie ria dan sambil waspada. Entah kenapa masuk ke area yang sebelah sini saya merasakan aura mistis. Di beberapa sudut juga terdapat sajen berupa bunga dan dupa. Kala itu memang sepi di area Sumber Jenon yang terdapat batang kayu tenggelam itu.
Video Sumber Jenon di Youtube Happy Dyah
Sejarah, Legenda dan Mitos
Menariknya ke Sumber Jenon ini karena memiliki sejarah dan legenda yang tak dapat diabaikan. Warga sekitar secara turun temurun sangat menjaga sejarah munculnya sumber ini. Hal ini juga tak jauh dari misteri Sumber Jenon yang masih sering didengar legendanya hingga kini.
Pada jaman dahulu ada sepasang suami istri bernama Mbah Rantung Grati dan istrinya Mbah Irogati. Sekitar tahun 1818 pada masa kerajaan Mataram, pasangan pini sepuh ini masuk ke hutan di sebelah barat Gunungronggo (dahulu belum bernama Gunungronggo). Mereka berhenti di sebuah sumber air kecil yang bernama Sumber Salam. Kemudian mereka mendirikan gubuk dan tinggal di sana. Air dari Sumber Salam hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari saja seperti untuk mandi, masak dan minum.
Mbah Rantung Grati perlahan melakukan babat alas/membuka lahan untuk bercocok tanam. Sedikit demi sedikit lama-lama lahannya menjadi luas. Dengan mengandalkan dari air hujan didapatkan hasil panen yang memuaskan. Hasil panen disimpan di dalam lumbung-lumbung. Lumbung yang dimiliki banyak karena hanya mereka saja yang punya saat itu.
Suatu ketika masa paceklik/kemarau panjang tiba. Mbah Rantung Grati masih mengandalkan isi lumbung untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Namun lambat laun akhirnya persediaan lambung mulai menipis.
Mbah Rantung Grati pamit kepada sang istri tercinta untuk berkelana mencari air. Mbah Irogati sebagai istri yang setia dan patuh kepada suami pun merelakan dengan ikhlas kepergian suaminya dengan menunggu di gubuknya. Mbah Rantung Grati membuka jalan dengan membabat rumput dan semak belukar untuk dilewati.
Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk membuka jalan, sampai akhirnya Mbah Rantung Grati menemui pohon besar yaitu pohon Jenu. Di dalam gua di bawah pohon itu Mbah Rantung Grati memulai untuk bertapa. Di saat sedang bertapa tiba-tiba datang angin kencang dan menyebabkan pohon Jenu tumbang. Mbah Rantung Grati selamat dalam peristiwa itu.
Dan ajaibnya dari bongkahan akar tumbangnya pohon Jenu itu muncul air yang deras. Sehingga membentuk sumber air besar yang sangat melimpah airnya. Mbah Rantung Grati segera membuat sungai sepanjang 4 KM menuju gubuknya hanya dalam waktu satu malam saja. Maklum kala itu ilmu kanuragan yang dimilikinya adalah ilmu bolo sewu. Mbah Irowati melihat air datang sangat bahagia dan menyambut kepulangan suaminya yang ternyata sudah berubah berwujud menjadi singa putih.
Akhirnya di tempat tumbangnya pohon Jenu yang muncul sumber air dinamakan Sumber Jenu. Tetapi pelafalan oleh masyarakat kemudian akhirnya menjadi Sumber Jenon yang dikenal sampai saat ini.
Dan gua yang terendam di dalam sumber itu masih ada sampai sekarang. Dalam bahasa Jawa dinamakan rong atau gua yang terendam di dalam air. Legendanya gua ini terhubung sampai ke laut selatan.
Di dalam sumber yang jernih airnya ini kita dapat melihat ikan-ikan berenang hilir mudik. Ikan-ikan yang tidak pernah ditebar benihnya dan muncul begitu saja sejak dahulu kala ini dinamakan ikan sengkaring. Dengan panjang sekitar 50 – 170 cm, ikan yang berwarna hitam dan merah ini diyakini hanya berjumlah 37 ekor saja. Walau pun ada ikan sengkaring yang mati, maka nanti akan ada yang menggantikan dan jumlahnya tetap 37 ekor. Jangan coba-coba untuk mengambilnya, maka bisa akan ada muncul bencana di daerah itu.
Menurut mitos Sumber Jenon, air sumber dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Banyak juga pengunjung yang berendam dan membawa pulang air sumber ini. Bukan hanya pengunjung saja yang berendam di sana, para bidadari konon pada malam bulan purnama turut mandi dan berendam di Sumber Jenon kemudian kembali lagi pulang ke kayangan.
Pada tanggal-tanggal tertentu seperti tanggal 1 Suro atau 1 Muharram banyak pengunjung yang melakukan ritual dengan berendam untuk mendapat kesaktian. Kalau menurut saya untuk memohon segala sesuatu itu ke Sang Pencipta, tetapi kami hanya menghargai budaya setempat.
Dasar dari sumber yang dengan kedalaman 7 meter ini memiliki pasir dengan pusaran air sebagai penanda munculnya mata air. Pusaran air ini konon dapat menyedot apa saja. Pada tahun 2003 ada motor trail dan pengendaranya yang tergelincir dan pengendaranya selamat tetapi motornya tidak dapat ditemukan sampai sekarang. Wallahualam.
Untuk masuk ke Sumber Jenon yang melegenda ini memang semua pengunjung harus menjaga sikap dengan tetap berpakaian rapi dan berlaku sopan santun serta bertutur kata baik. Terus terang ketika berada di Sumber Jenon saya dan teman kebanyakan menggunakan bahasa kalbu. Eciyeeeh.. Begetu sudah keluar dari sana, baru deh nyerocos kalo disana merasakan ini itu begini begitu. Ah dasar indigo amatiran. Alhamdulillah nggak diganggu atau ikut pulang naik motor, upssss.
Begetulah pengalaman saya piknik ke Sumber Jenon Malang, wisata air yang melegenda hingga kini. Beneran indah banget warna airnya itu. Bisa berwarna seperti itu karena kedalaman sumber dan pantulan cahaya matahari yang mengenai permukaan air.
Yuklah Happy People yang ingin merasakan mandi-mandi di sumber air di Malang bisa pergi ke Sumber Jenon yang melegenda ini. Jangan lupa ajak keluarga atau teman. Tetap jaga kebersihan dan jaga perilaku yaa. Oh iya, sebaiknya ke sana musim kemarau supaya dapat melihat dengan jelas fosil pohon kayu, yah ^_^
Mau kesini belum jadi juga. Lama-lama ngelihat fotonya ngeri-ngeri sedap ya kwkkw. Dalem banget soale kan ya?
Dalem mba yang warna biru itu. Ada yang buat anak2 kok 🙂
rata-rata air dari sumber biasanya jernih, ini seperti di sumber sira.. dan ternyata sumber jenon juga ada legendanya.. juga mengandung mistisnya.. jadi tertarik pingin ke sana..
monggo pak 🙂
Harga tiketnya murah banget
Jalannya paslah, tergolong lebar. mulus pula
Saya suka dengan legendanya, menarik sekali
Kapan bisa kesana ya
yuk ke Malang yuuk