Empat Wisata Mangrove Jawa Timur Yang Menyita Perhatian – Saat pandemi Corona Covid0-19 saat ini, banyak waktu untuk cek galeri foto di smartphone. Ternyata kurun waktu tahun 2018 – 2019 piknik ke pantai-pantai di Jawa Timur yang tak jauh dari pantai yang saya kunjungi, saya temui mangrove. Ekosistem mangrove yang dijadikan ecowisata mangrove, sehingga lebih mengenalkan apa itu wisata mangrove ke masyarakat. Bicara tentang mangrove, ada yang tahu apa itu mangrove? Kita simak yuk, Happy People.
Tentang Mangrove
Apa itu Mangrove
Kata ‘mangrove’ tidak diketahui berasal dari mana secara pasti, terdapat banyak pendapat mengenai asal usul katanya. Macnae (1968) menyebutkan kata mangrove berasal dari penggabungan antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove.
Sementara itu, menurut Mastaler (1997) kata mangrove berasal dari bahasa Melayu kuno mangi-mangi yang digunakan sampai saat ini di Indonesia bagian timur.
Hutan mangrove
Hutan mangrove atau hutan bakau menurut wikipedia adalah hutan yang tumbuh di air payau dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Berada di wilayah sub-tropis, mangrove merupakan ekosistem unik yang dapat tumbuh pada garis pantai, di mana lautnya tenang, tidak dalam dan asin. Hutan di laut ini dapat sangat mudah diidentifikasi dari pohonnya. Pohon tersebut memiliki akar luar yang tergenang dalam air.
Manfaat Lingkungan, Sosial dan Ekonomi Dari Hutan Mangrove
Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung maupun secara langsung kepada kehidupan manusia. Manfaat lingkungan, sosial dan ekonomi dari hutan mangrove:
- Pohon mangrove merupakan pohon terbaik ketiga di dunia di dalam menyerap karbon melalui daun dan akarnya.
- Mangrove adalah tempat lahirnya kekayaan fauna, lebih dari 60 hewan dan spesies mikroba hidup di mangrove sehingga dianggap sebagai pemasok larva ikan, udang dan biota lainnya.
- Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai.
- Menjernihkan air, penahan lumpur dan perangkap sedimen.
- Akar nafas mangrove merupakan penahan yang baik menghadang gelombang, tsunami, erosi, abrasi dan angin kencang.
- Penghasil kayu untuk bahan bangunan dan kayu bakar.
- Sebagai bahan baku pulp/bahan baku kertas, tekstil, pupuk.
- Sebagai apotek hidup.
- Sebagai lokasi ekowisata.
Mangrove Dimanfaatkan Sebagai Ekowisata
Mangrove dimanfaatkan sebagai ekowisata dan sudah saya kunjungi di Jawa Timur kurun waktu 2018 – 2019 sekitar 4 mangrove. Untuk ke depannya mungkin saya akan menambah kunjungan saya dari empat wisata mangrove Jawa Timur yang menyita perhatian saya. Semoga dapat berkunjung ke mangrove yang lain yang masih banyak dan berlokasi dekat dengan domisili saya di Kota Malang.
Wisata Mangrove Jawa Timur Yang Pernah Saya Kunjungi
~ Mangrove Pantai Bama, Eksotisnya Wisata Mangrove Jawa Timur
Salah satu wisata mangrove Jawa Timur yang pernah saya kunjungi yaitu mangrove Pantai Bama berlokasi di dalam Taman Nasional Baluran. Untuk menuju ke Pantai Bama ditempuh sekitar 8 km dari pintu gerbang Taman Nasional Baluran atau 3 km di sebelah timur Pos Bekol.
Memasuki Pantai Bama dan berjalan ke arah kanan menyusuri jalan setapak akan menuju sebuah gapura bertuliskan “Dermaga Mangrove”. Di dalam hutan mangrove Pantai Bama dengan pepohonannya memiliki akar yang kuat, besar, tinggi dan menonjol keluar dari permukaan. Menyusuri jembatan yang merupakan jalan setapak akan terasa hawa sejuk karena rindangnya pohon-pohon bakau. Dan di Pantai Bama yang masih banyak hewan monyet, di dalam hutan mangrove Pantai Bama pun juga demikian. Hati-hati dengan monyet yang iseng suka ambil makanan dan tas pengunjung. Dan perjalanan menyusuri jembatan berakhir pada dermaga pandang. Saya mengunjungi mangrove Pantai Bama dengan rombongan fotografer pada bulan Oktober 2018.
~ Mangrove Nguling Pasuruan, Salah Satu Wisata Mangrove Jawa Timur Yang Menarik
Pak Mukarim pahlawan lingkungan asal Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan telah mananam mangrove sejak 33 tahun silam. Sekitar 1.830.000 pohon mangrove dan sekarang menjadi kawasan wisata pesisir Desa Penunggul, dikenal sebagai sabuk hijau (green belt) sepanjang 183 hektare.
Sebagai kawasan wisata Mangrove, Pak Mukarim dan pihak pengelola tidak membebankan tiket masuk untuk masuk ke sana. Hanya saja, setiap wisatawan yang datang diwajibkan menjaga kebersihan. Begitu juga dengan saya dan rombongan UMKM Amangtiwi dari Kota Malang yang berkunjung ke Mangrove Nguling Pasuruan pada bulan Oktober tahun 2018. Kami menggunakan bus dan tiba di sana suasana sangat sepi. Karena kami berkunjung ke sana pada saat weekday dan biasanya wisata mangrove ramai pada hari Sabtu dan Minggu.
~ Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna
Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna berada di desa wisata yang terletak di Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. CMC Tiga Warna ini menaungi beberapa pantai sekaligus. Di antaranya Pantai Clungup, Pantai Gatra, Pantai Savana, Pantai Watu Pecah dan Pantai Tiga Warna sendiri. Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna yang digagas oleh Bapak Saptoyo, salah satu inisiator Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru yang bertujuan untuk menyelamatkan ekosistem mangrove dan pantai/pesisir (termasuk terumbu karang). Area mangrove yang dikelola telah mencapai luas 81 hektar dan sempadan pantai seluas 117 hektar. Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna mengelola 3 pantai utama, yaitu Pantai Clungup, Pantai Gatra, dan Pantai Tiga Warna.
Kunjungan saya ke Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna bersama dengan rombongan Batu Local Guide pada bulan April 2019 sangat berkesan sekali. Selain kami kemping di Pantai Clungup, kami juga berkesempatan ke rumah apung dan menyusuri hutan mangrove dengan perahu bersama pemandu Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna. Pohon bakau di kawasan mangrove ini memang belum terlalu tinggi karena memang baru sekitar tahun 2012 dirintis oleh Bapak Saptoyo dan tim.
Baca juga:
- CMC Tiga Warna Malang, bisa kemping di Pantai Clungup
- Pantai Tiga Warna di Malang Selatan yang Unik dan Konservatif
~ Mangrove Pantai Talang Siring Pamekasan Madura
Mangrove Pantai Talang Siring Pamekasan Madura berlokasi di dalam kawasan Pantai Talang Siring, di Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan dengan jarak 15 KM dari pusat Kota Pamekasan. Termasuk salah satu wisata mangrove Jawa Timur yang pernah saya kunjungi. Untuk masuk ke mangrove Pantai Talang Siring cukup membayar Rp2.000 saja.
Tempatnya yang menarik untuk dijadikan spot foto selfy dengan jembatan dan payung warna warni dan mengarah ke gardu pandang yang dilengkapi dengan tempat duduk.
Saya berkunjung ke salah satu wisata mangrove Jawa Timur ini pada bulan Juli tahun 2019. Waktu terbaik mengunjungi mangrove Pantai Talang Siring sebaiknya pagi atau sore hari. Karena pada siang hari matahari bersinar sangat menyengat. Jangan lupa gunakan tabir surya untuk wajah dan tubuh kalian ya Happy People.
Baca juga: Wisata Pamekasan Madura yang instagramable
Itulah empat wisata mangrove Jawa Timur yang menyita perhatian saya. Masih banyak wisata mangrove Jawa Timur yang belum saya kunjungi. Semoga jika diizinkan dan ada waktu dapat berkunjung ke lebih banyak wisata mangrove Jawa Timur. Yuk Happy People, jangan lupa untuk mendatangi wisata mangrove terdekat di kotamu. Selain belajar tentang mangrove dan ekosistemnya, juga sekalian dapat piknik. #eaa
Pengen juga suatu saat nanti ke wisata mangrove yang di Surabaya. Deket dari Malang nih
Wah, enak wisata mangrovenya bisa naik kapal kalau di Jakarta cuma naik di atas jembatan saja sambil foto-foto di rumah-rumah yang terbuat dari kayu saja. Semoga pandemi ini segera berlalu, jadi bisa jalan-jalan lagi.
siyap mba Talitha
Hutan magrove rentan banyak ular gak sih.mb? Hehe maaf rada penakut ini sy.
belum nemu mba, ular air kali ya haha
aku paling suka berlibur ke mangrove kayak gini suka adem heheh, baru beberapa yang di kalimantan tapi belom pernah kalau yang di jawa Timur ini, mudah2an suatu hari nanti bisa ke sana
siyap mba Mei
Wah seru ya Mbak liburannya hehe.
Di temapatku juga sudah ada tempat wisata mangrove, kalau di tempatku Papua sebutan Mangrove adalah “Mangi-mangi” tempat ini habitat kepiting bakau.
oiya ya mas 🙂
Semoga suatu saat saya bisa berknjung ke salah satu tempat wisata hutan mangrove ini. Ada satu tempat wisata mangrove yang pengnjungnya harus membayar lim ribu rupiah untuk masuk. Uang itu akan ditukr dengan sebatang bibit mangrove yang harus ditanam oleh pengunjung. Menurut saya ini adalah cara yang cetdas untuk mengedukasi pengunjung agar mau melestarikan hutan mangrove.
keren tuh mba. Jadi pengunjung ikut teredukasi
wah seru ya wisata mangrove itu. jadi pengen kesana deh. udah lama ga ke malang juga. semoga wabah ini segera berakhir biar bs halan-halan lagi
hayuk mba Shafira 🙂
Saya juga pernah kunjungi wisata Mangrove di Semarang, Jateng. Memang adem dan ijo lihat mangrove. Menarik banget ada payung-payung warna warni di sana ya. Seru kayaknya kalau datang langsung ke CMC tiga warna ini
seru banget mba Lia 🙂
Wah bagus banget wisata mangrovenya. Tampak asri tapi terawat. Jembatan yang ditunjukkan pun telihat instragammable. Mangrove penting banget ternyata banyak manfaat, makanya perlu dilestarikan ya, mba.
bener mba Ita 🙂
Mbaaakk… Kok bisa sih wisatanya ke mangrove terus, kok Aku kayak takut ya ke mangrove. Biasa ke mall. Padahal alami banget lihatnya, kapan kapan mau ah ke mangrove, makasih sudah rekomendasikan ya Mbak…
siyap mba 🙂
Wah penasaran deh pengen ke hutan Mangrove
Hutan Mangrove yang dekat dengan Cilegon – Banten di mana yah?
auto brosing dulu mba, haa
Momen nya pas banget kak bisa wisata mangrove dan mengabadikan momen lagi tidak ramai. Jadi lebih nyaman banget menikmati suasananya
bener mba Fenny 🙂
Aku baru tahu tentang mangrove ini. Unik banget pohonnya. Hutan buatan yang kaya manfaat. Selain juga bisa untuk tempat wisata. Jadi pengen ke sana.
cuzz mba
keren keren tempatnya mbak, saya baru ke satu tempat wisata mangrove di hutanm mangrove tarakan ada bekantan disana tapi susah ditemui soalnya pemalu
wah, di Pantai Bama tuh monyetnya ngikutin pengunjung 🙂
Lautnya indah ya.
Saya kalau wisata lbh suka ke laut drpd hutan, gunung, dan lainnya.
Jd pengen ke pantai, tp masih corona 🤧
iya nih mba
Banyak juga ya mbak. Saya cuma pernah ke Taman Mangrove yang di Surabaya aja. Sisanya belum pernah.
yang di surabaya saya malah belum pernah mba hehe
Waah saya suka sekali liburan di alam bebas. Terima kasih informasi wisata mangrove nya. Semoga nanti biasa juga menikmati wisata itu
siyap mba Yeti
Hutan mangrove itu cantik buat spot foto. Sayangnya aku trauma kalau wisata ke hutan mangrove hehehe
wah knp mba Irene?
Mangrove terdekat kami adalah di Bekasi Babelan, tapi penataannya belum sebagus itu, padahal kalau diurus bisa bagus ya mbak
bener tuh mb
Setelah pandemi, aku yakin banyak yg ingin liburan meski cuma di sekitaran tempat tinggal. Wisata mangrove jadi salah satu destinasi karena mudah di jangkau dan murah meriah.
betul mba