Terkadang, kriteria di lowongan kerja bisa tampak tidak masuk akal atau berlebihan. Jika kriteria di suatu perusahaan sangat sulit, maka tidak akan banyak yang akan melamar ke perusahaan tersebut. Padahal orang yang mencari lowongan pekerjaan tentu ingin bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Beberapa hal yang mungkin membuat kriteria tersebut terasa tidak masuk akal antara lain:
- Terlalu Banyak Pengalaman
Meminta pengalaman kerja yang terlalu banyak untuk posisi entry-level. Misalnya, meminta 5-10 tahun pengalaman untuk posisi yang seharusnya bisa diisi oleh fresh graduate.
- Keterampilan yang Tidak Relevan
Meminta keterampilan atau sertifikasi yang tidak relevan dengan pekerjaan yang ditawarkan. Contohnya, meminta kemampuan desain grafis untuk posisi administrasi.
- Ekspektasi Gaji yang Tidak Realistis
Menawarkan gaji yang tidak sesuai dengan keterampilan dan tanggung jawab yang diminta.
- Kombinasi Peran yang Tidak Masuk Akal
Menggabungkan beberapa peran menjadi satu posisi tanpa kompensasi yang memadai. Misalnya, mencari seseorang yang bisa melakukan pekerjaan marketing, desain, dan penjualan sekaligus.
- Waktu Kerja yang Tidak Realistis
Meminta jam kerja yang sangat panjang atau tidak memberikan fleksibilitas waktu kerja yang wajar.

Namun, tidak semua permasalahan datang dari perusahaan, terkadang calon pelamar kerja juga memiliki beberapa hal yang sering kali mengakibatkan dirinya tidak diterima di perusahaan yang dilamar.
Pelamar yang tidak memenuhi kualifikasi atau persyaratan yang ditetapkan untuk posisi tersebut, baik dari segi pendidikan, pengalaman kerja, maupun keterampilan tentunya tidak akan mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang dilamarnya. Lalu, pelamar dengan kualifikasi terlalu tinggi (Overqualified) dianggap tidak cocok karena kekhawatiran akan kepuasan kerja atau kesesuaian dengan tim.
Kandidat yang tidak cocok dengan budaya perusahaan atau tidak menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang ada juga tidak akan diterima perusahaan. Selain itu perusahaan juga akan melihat penampilan dan sikap pelamar kerja saat melakukan interview. Sikap yang kurang profesional, seperti berpakaian tidak sesuai, atau tidak sopan, bisa memberikan kesan buruk pada perekrut.
Baca juga: Pekerjaan Impian Berkarir di Astra, Siapa yang Tak Ingin?
Pelamar yang tidak mampu menjawab pertanyaan wawancara dengan baik, tidak menunjukkan pengetahuan tentang perusahaan, atau tidak mampu menjelaskan pengalaman dan keterampilan mereka dengan jelas, tentu bukan kandidat karyawan yang diinginkan perusahaan.
Resume dan surat lamaran yang tidak menarik, tidak terstruktur dengan baik, atau memiliki kesalahan bisa membuat pelamar tereliminasi sejak awal. Tidak hanya itu, referensi dari atasan atau rekan kerja sebelumnya yang memberikan umpan balik negatif bisa mempengaruhi keputusan perekrut.
Pelamar meminta gaji yang melebihi anggaran yang sudah ditetapkan oleh perusahaan untuk posisi tersebut. Tidak menunjukkan pengetahuan atau minat yang cukup tentang perusahaan atau industri tempat mereka melamar bisa memberikan kesan kurang antusias.
Terkadang, perusahaan mungkin memiliki keterbatasan internal seperti perubahan anggaran atau prioritas yang menyebabkan mereka tidak dapat melanjutkan proses perekrutan.
Menghadapi penolakan adalah bagian dari proses pencarian kerja, dan selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari setiap pengalaman. Tidak semua masalah berasal dari perusahaan, memang terkadang ada saja perusahaan yang membuat kriteria lowongan pekerjaan yang tidak masuk akal.
Namun, terkadang ada saja pelamar yang juga melebih-lebihkan kemampuannya dan setelah mulai bekerja ternyata tidak sesuai dengan apa yang dikatakan. Hal ini tentu akan membuat perusahaan rugi, karena harus melatih si karyawan baru untuk bisa mengerjakan pekerjaannya.
Fenomena kriteria lowongan kerja yang tidak masuk akal di Indonesia merupakan akibat dari berbagai faktor, mulai dari ekspektasi perusahaan yang terlalu tinggi, budaya kerja yang kurang memperhatikan kesejahteraan pekerja, hingga ketidakseimbangan pasar kerja. Untuk menciptakan sistem rekrutmen yang lebih efektif dan adil, perusahaan perlu menetapkan kriteria yang lebih realistis dan relevan dengan kebutuhan pekerjaan. Selain itu, pemerintah dan institusi pendidikan juga dapat berperan dalam menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja agar para pencari kerja lebih siap menghadapi pasar kerja yang semakin kompetitif.
Untuk itulah mengapa kriteria itu harus sesuai dengan kemampuan dan keahlian, agar tidak menimbulkan masalah dalam pekerjaan. Tentu saja perusahaan juga harus memikirkan kriteria yang mereka buat, jika kriteria terlalu sulit, maka tidak akan ada calon pelamar kerja yang berani melamar kan?