Tak sangka kalau saya mengalami syaraf kejepit di leher. Sering mengalami nyeri di kepala belakang yang amat sangat dan kesemutan di tangan kanan sejak berada di Malang.
Saya pikir karena kecapekan mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga mencari nafkah sebagai Make Up Artist saat itu tahun 2016.
Hampir setiap minggu saya kerokan tetapi gak pernah merah karena kalau sakit kepala, kan mikirnya masuk angin, sehingga kerokan sebagai alternatif untuk meredakan sakit kepala.
Minum obat sakit kepala sudah langganan dan pasti selalu sedia obat sakit kepala di tas. Kesemutan di tangan juga sudah dipijat oleh lima orang tukang pijat secara bergantian di Malang pun tak membuahkan hasil.
Setelah dipijat memang mereda, tetapi kalau saya banyak berkegiatan dan mulai terasa lagi kesemutan.
Pernah memeriksakan diri dengan cek kolesterol dan asam urat yang diadakan di sebuah laboratorium di Malang saat pandemi, hasilnya memang tinggi saat itu. Jadi sakit kepala yang dialami hanya menebak, mungkin karena kolesterol dan asam urat yang tinggi.
Akhirnya Ambruk
Sejak bulan April 2024 saya sudah sering merasakan tangan kanan saya tiba-tiba melemah. Kalau sakit kepala dan kesemutan di tangan kanan itu sudah hampir tiap hari saya rasakan sejak pindah ke Malang.
Di awal bulan Juli 2024 saya merasakan sakit kepala yang hebat hingga setengah badan sebelah kanan sudah lemas. Untuk tidur rebahan apalagi miring juga sudah serba tidak nyaman. Minum obat kepala dan menyeruput kopi hitam panas juga tak mempan. Saya ambruk!
Hingga untuk makan pun tak mampu. Hanya tergeletak saja di tempat tidur selama dua hari dengan sakit kepala yang amat sangat.
Akhirnya saya dibawa anak saya yang baru pulang magang dari Jakarta ke faskes. Dokter mengatakan kalau saya kurang gizi dan sakit flu yang tidak keluar ingusnya sehingga menyebabkan sakit kepala.
Saat itu suhu di Malang di bulan Juli memang sedang dingin-dinginnya. Saya kurang gizi karena untuk bangkit dari tempat tidur untuk makan saja sudah tak mampu dan hanya sendirian di rumah.
Dari faskes saya dibekali obat yang saya konsumsi tetapi selama seminggu tidak menunjukkan kesembuhan.
Seminggu kemudian saya datang lagi ke faskes untuk melaporkan kondisi saya dan minta rujukan ke dokter mata. Pikir saya nih sakit kepala dari mata yang naik plusnya.
Maklum ya, usia sudah 50 tahun pasti plusnya nambah terus, hmm.
Besoknya saya ke dokter mata di Malang Eye Center dan plus saya hanya nambah seperempat. Saya juga mengeluhkan kondisi yang setengah badan terasa lemas, sakit kepala juga kesemutan di tangan kanan.
Dokter mata mengatakan kalau plus nambah gak sampe segitunya, dan akhirnya saya dirujuk ke dokter saraf. Saya minta konsultasi ke dokter saraf di RS Panti Nirmala yang lokasinya berdekatan dengan rumah.
Divonis Saraf Kejepit Di Leher
Akhirnya saya konsultasi juga ke dokter saraf mengenai kondisi saya dan langsung diberi obat racik serta salep oles dua macam. Dokter saraf mengatakan kemungkinan saya mengalami syaraf kejepit di leher atau HNP Cervical.
Yang lucu nih, saat stetoskop ditempelkan di dada, dokter bertanya, ada yang dicemaskan? Saya hanya menjawab singkat, saya ibu tunggal. Dalam hati saya, eh dokter keren juga ya, hanya mendengar detak jantung bisa tau kalau saya sedang merasa cemas. Yaiyalah..
Akhirnya dokter saraf merujuk saya ke Rehabilitasi Medik untuk menjalani fisioterapi. Jadwal fisioterapi dua kali seminggu dan saya pilih setiap hari Rabu dan Sabtu jam 7 pagi.
Emang sayanya yang gak bisa diem ya, saya masih mengerjakan kegiatan seperti mengadakan beauty class di cafe, kursus make up di rumah, sebagai blogger juga bikin video untuk TikTok karena saya juga sebagai affiliate creator.
Kalau sakit kepala saya minum obat dari dokter. Dan sakit kepala itu masih sering menyerang tapi sering saya cuekin kalau nggak ya pekerjaan saya gak kelar-kelar.
Saatnya kontrol ke dokter saraf dan saya keluhkan soal sakit kepala yang masih sering menyerang. Dokter saraf hanya mengatakan semua kegiatan harus dibatasi.
Saya harus lebih banyak istirahat dan membatasi kegiatan. Saya juga minta untuk MRI dan diperbolehkan oleh dokter. Saya mendapat jadwal MRI tanggal 29 Agustus 2024 saat ulang tahun.
Rasanya gimana MRI? Saya posisi berbaring dengan selimut dan sabuk-sabuk yang mengikat tubuh selama 40 menit di dalam tabung. Mana rame banget itu tabung karena mengeluarkan suara yang berganti-ganti ada suara sirine, tetot tetot dan bermacam-macam.
Petugas mengatakan kalau saya nggak kuat bisa memencet bel sewaktu-waktu yang sudah diletakkan di tangan kanan saya. Setelah 40 menit berlalu dan saya keluar dari tabung dengan pipi basah karena air mata yang berlinang tak henti-hentinya, hiks.
Yaudahlah, akhirnya ketahuan dari hasil MRI kalau syaraf kejepit di leher saya kena di ruas leher C4. Jadi tuh di antara ruas-ruas leher itu ada bantalan saraf.
Karena posisi saya yang agak bungkuk ternyata bantalan saraf itu menekan saraf dan itu yang menyebabkan nyeri sakit kepala. Dan menjalar hingga pundak dan ke tangan. Memang sudah lama saya alami dan sudah parah hingga menyebabkan kesemutan di tangan kanan.
Alhamdulillah setelah di fisioterapi saya mengalami kemajuan. Total saya fisioterapi selama 16 kali untuk syaraf kejepit di leher dan 8 kali untuk fisioterapi CTS (Carpal Tunnel Syndrome). Fisioterapi berakhir di bulan November 2024.
Saat ini saya sudah bisa menunduk dan menengadah maksimal. Selama ini yang saya rasakan ya mungkin karena sudah tua jadinya cuman segitu doang ternyata emang itu udah syaraf kejepit di leher.
Sudah tidak kesemutan lagi di tangan tetapi kalau aktivitas berlebih, sakit kepala masih menyerang. Obat racik dan salep pereda nyeri selalu menemani kemanapun saya pergi.
Tetapi intinya saya memang saya harus lebih banyak istirahat juga melakukan cukup olahraga.
Harus Banyak Istirahat
Saraf kejepit di leher itu memang gejalanya nyeri di kepala yang berkepanjangan. Serangan memang akan selalu ada kalau saya banyak berkegiatan. Biasanya setelah minum obat kemudian saya langsung rebahan untuk istirahat.
Saya mulai menata kamar tidur agar lebih nyaman, karena memang tempat tidur sekarang lebih banyak saya pakai untuk rebahan.
Biasanya hanya saat tidur malam saja saya baru masuk ke kamar. Saya juga menambah aroma terapi agar bisa membuat lebih rileks tubuh dan pikiran.
Kesehatan menjadi prioritas utama saat ini dan saya juga mulai mengganti sprei dan bed cover. Karena benda tersebut yang bersentuhan langsung dengan tubuh saya.
Sehingga saya pilih yang bahannya berkualitas serta motifnya sesuai dengan selera. Agar istirahat rebahan di tempat tidur tidak membosankan saya jatuhkan pilihan pada sprei dan Bed Cover Hawaii By My Love.

Memulai Bikin Tempat Tidur Jadi Nyaman dan Menarik
Sebelum saya menjatuhkan pilihan, terlebih dahulu saya melakukan browsing di mesin pencari. Saya menemukan di blog laman Shopee, Tokopedia dan Blibli bahwa Bed Cover My Love merupakan rekomendasi sprei yang banyak direkomendasikan.
Saya juga menuju websitenya Bed Cover My Love untuk memastikan sekeren apa sprei dan bedcover ini.

baru datang
Pilihan saya tak salah, ternyata motifnya banyak pilihan dan cantik-cantik. Motif Serena saya pilih dari Hawaii By My Love yang masih satu naungan dengan Bed Cover My Love yang sudah legendaris sejak lama. Warnanya lembut dan motifnya cantik membuat kamar tidur saya bisa lebih nyaman.

Jahitan tepi sprei My Love yang rapi, sarung guling sudah dilengkapi dengan tali guling juga pojokan sprei sudah ada karetnya sehingga sprei tidak mudah bergeser.
Jangan lupa mencuci terlebih dahulu dan saya langsung saya bawa ke laundry karena sudah tidak sabar.

Pantesan saja Bedcover Hawaii ini menjadi rekomendasi karena memang bahannya yang terbuat dari 100% microtex sehingga lebih lembut.
Motifnya pun punya banyak pilihan untuk remaja, untuk diri sendiri maupun orang tua serta warna yang lebih cerah.
Perlengkapan tempat tidur ini diproduksi dengan menggunakan teknologi disperse print sehingga warnanya tidak tidak mudah luntur dan yang paling penting bed cover diproses menggunakan computerized quilting sehingga jahitan lebih rapi.
Dan yang paling saya suka kalau bed covernya menggunakan motif 2 in 1 lebih bervariasi dengan warna senada. Sehingga bisa bolak balik bed cover untuk mengganti suasana kamar supaya tidak bosan.

Happy People yang mau samaan dengan saya, bisa melakukan pembelian Bed Cover Hawaii By My Love secara online yang sangat mudah. Bisa langsung ke link pembelian resmi di bawah ini:
- Website Resmi My Love Bedcover: https://bit.ly/WebMyLove
- Shopee My Love Official Shop: https://bit.ly/3eYYSNH
- Tokopedia My Love Official Store: https://bit.ly/3N6v8Ly
- Lazada: https://bit.ly/3YcgIyB
Saya memang harus banyak istirahat demi kesehatan saya yang sedang recovery syaraf kejepit di leher. Dan sekarang saya lebih bahagia karena menggunakan sprei motif Serena dari Hawaii by My Love.
Ringankan Harimu saat beristirahat yang lebih nyaman Hawaii By My Love.
Namanya syaraf kejepit itu sakit banget , menurut saudaraku yg juga oernah kena saraf kejepit