Ke Makam Soekarno Dan Istana Gebang Naik Kereta Api Ekonomi – Akhir bulan Agustus 2019 lalu papa dari Jakarta datang ke Malang. Beliau memang sebelumnya telfon kalau pas saya ulang tahun nanti akan ada di Malang. Beliau rencana menghabiskan masa liburan sekolah bahasa Arabnya selama 2 minggu di Malang. Papa menghabiskan masa tuanya dengan mengikuti kajian dan belajar bahasa Arab di mushala dekat rumah dan di Tanah Abang.

Setibanya papa di Kota Malang dan istirahat beberapa hari, beliau mulai bosan ada di rumah. Saya juga belum mengajaknya jalan-jalan, karena repot dengan tamu-tamu yang kursus make up di studio. Sampai pada suatu hari papa minta dibelikan tiket kereta ekonomi ke Surabaya. Beliau ingin ke Surabaya menaiki kereta ekonomi dari Malang. Papa kan dengernya kereta ekonomi sekarang sudah berAC semua, tapi beliau masih aja penisirin. Udah dijelaskan juga sih, kalau keretanya bersih dan dingin tetapi seatnya lebih banyak karena ada yang jejer 2 kursi dan 3 kursi. Tetapi beliau masih penasaran, hah.  Saya sendiri ingin ikut ke Surabaya, tetapi mau kemana kalau udah sampai Surabaya, mosok ke Mall sih? Ngadem doang trus balik lagi ke Malang? #eaa

Kemudian saya punya ide, kenapa gak ke Blitar aja? Di sana bisa ke Makam Soekarno dan Istana Gebang? Kereta apinya juga sama, kereta api ekonomi dari Surabaya menuju Blitar. Dan diputuskan hari Selasa tanggal 3 September pagi kita melakukan trip Ke Makam Soekarno dan Istana Gebang naik kereta api ekonomi. Saya juga cari informasi dengan bertanya ke teman blogger Malang, ibu Erny yang beberapa waktu sebelumnya juga ke Blitar bersama keluarga.

Kereta Api Ekonomi Malang – Blitar

Kereta api ekonomi Malang – Blitar – Selasa pagi tanggal 3 September 2019 jam 6 saya dan papa menuju ke Stasiun Malang Kota Baru. Setelah menitipkan motor Vario di penitipan motor, kami langsung menuju meja untuk isi kertas pemesanan kemudian antri di loket tiket Go Show. Maksud hati mau sekalian beli tiket pulang dari Blitar ke Malang, ternyata tidak bisa dari Stasiun Malang. Harus pesan 3 jam sebelum keberangkatan di Stasiun Blitar.
Harga tiket kereta ekonomi saat itu Rp12.000 per orang. Setelah membeli tiket kami langsung menuju pintu keberangkatan dan menuju ke Kereta Api Penataran yang berada di lajur 2. So, kami menuruni  tangga menuju semacam terowongan di bawah stasiun menyeberang menuju lajur 2.
Papa yang sudah berusia 70 tahun lebih Alhamdulillah masih lincah naik turun tangga di stasiun. Kereta Api Penataran pun sudah datang ketika kami tiba di lajur 2 dan langsung naik ke gerbong Ekonomi 4 dan menduduki bangku nomor 4A dan 4C. Alhamdulillah lagi, bangku nomor 4B kosong, sehingga agak lega kami duduk berdua yang harusnya untuk bertiga. Kereta api berhenti di Stasiun Malang Kota Baru tidak lama, karena sebelumnya berangkat dari Surabaya. Pukul 7.10 WIB Kereta Api Penataran meninggalkan Stasiun Malang menuju Blitar.

makam soekarno blitar istana gebang blitar

Kereta api ekonomi dengan AC split di beberapa titik di langit gerbong (dok. pribadi)

 

Saya berbisik ke papa, kalau di Sumber Pucung kereta api akan berhenti lama. Kita bisa turun untuk berfoto. Ingat Sumber Pucung saya teringat April 2018 ketika dengan rombongan jamaah pengajian Sawojajar hendak piknik ke Blitar menumpangi kereta api ekonomi. Qadarulloh, ketika kereta api sedang berhenti lama di stasiun Sumber Pucung, saya menerima telfon dari Papa di Jakarta kalau Eyang Putri meninggal di Cepu. Dan saya saat itu langsung pamit dengan teman-teman kemudian turun kereta api untuk kembali ke Kota Malang menggunakan bis dan sesampainya di rumah bersiap-siap takziah ke Cepu.

makam soekarno blitar istana gebang blitar

Berfoto di Stasiun Sumber Pucung (dok. pribadi)

 

Di Stasiun Sumber Pucung akhirnya tiba, Papa duluan turun untuk mulai berfoto. Kemudian disusul saya, akhirnya kami berfoto ria. #eaa
Perjalanan lanjut ke Blitar dengan memasuki dua lorong terowongan yaitu terowongan Eka Bakti Karya dengan panjang 850 meter dan terowongan Dwi Bakti Karya dengan panjang 450 meter. Kedua terowongan ini dibangun tahun 1969. Pemandangan sangat indah selama perjalanan berkereta, kami juga melewati Jembatan Lahor.
Kondisi gerbong juga sejuk dengan AC yang menyala serta ada dua buah colokan di bawah jendela. Toilet juga bersih dengan ketersediaan air yang melimpah.

Perjalanan memakan waktu 3 jam kami tempuh dan tiba di Blitar sekitar pukul 10 pagi. Stasiun Blitar yang lumayan ramai saat itu dan kami segera menuju pintu keluar stasiun. Blitar dengan suhu agak tinggi dibanding Malang yang sejuk, langsung berefek ke kulitku, rasanya pori-pori merekah. Berasa merekah seperti kembang kali yah.

Makam Soekarno Dan Istana Gebang

Stasiun Blitar (dok. pribadi)

 

Segera kami memasuki ruang pemesanan tiket. Mengisi kertas pemesanan tiket keretea api kemudian ambil nomor antrian dan duduk manis menunggu dipanggil. Dan ternyata, setelah kami dipanggil menuju loket, petugas mengatakan tidak dapat pesan untuk kepulangan jam 2 siang. Harus 3 jam sebelum keberangkatan untuk yang Go Show. Hm.. baiklah, akhirnya kami putuskan memulai piknik kami menuju Makam Soekarno setelah itu kembali ke stasiun untuk pemesanan tiket kereta api ke Malang.

Baca juga:

Wisata Pamekasan Madura yang instagramable
Wisata Mangrove Jawa Timur yang menyita perhatian

Makam Soekarno

Makam Soekarno – Sambil memesan taksi online ke Makam Soekarno tidak sampai Rp15.000 (September 2019), saya dan papa duduk menunggu. Ternyata ditelfon oleh driver agar kami berjalan kaki keluar dari Stasiun dan ditunggu di depan Hotel Patria Palace atau sebrangnya Pasar Wage. Karena Stasiun Blitar termasuk zona merah untuk ojek online maupun taksi online. Berjalan keluar stasiun melalui jalan kecil pintu masuk stasiun, kami menyusuri pedestrian sambil tetap berfoto. Menemukan kantor pos yang di depannya masih ada bis surat peninggalan Belanda kemudian berfoto dengan bis surat yang saya masih takjub karena masih menemukan keberadaan bis surat tersebut.

Makam Soekarno Dan Istana Gebang

Bis surat peninggalan zaman Belanda, depan kantor pos sebelah stasiun Blitar (dok. pribadi)

 

Tak lama kemudian kami menaiki taksi online yang berwarna merah. Dalam perjalanan menuju Makam Bung Karno, saya menilai Kota Blitar lumayan bersih dan banyak didominasi warna merah. Hm,, tahu maksud saya kan? Kenapa Kota Blitar bermerah ria 😉

Perjalanan tidak memakan waktu lama dan kami tiba di area perhentian Makam Soekarno. Makam Soekarno terletak di Jl. Candi Surawana No. 10, Bendogerit, Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, 66133, atau berjarak sekitar 2 km dari pusat Kota Blitar. Jika ingin berziarah ke Makam Bung Karno, tempat satu ini buka mulai jam 08.00 WIB dan tutup pukul 17.00 WIB. Pada tanggal 21 Juni 1970, kompleks makam ini untuk pertama kalinya dipugar. Dengan pemugaran itu pencitraan Makam Bung Karno sebagai ikon Kota Blitar semakin dikukuhkan. Ikon itulah yang mampu menyedot pengunjung berziarah di sana. Saya dan papa setelah ziarah tak lupa berfoto juga.

Sejak tahun 2004, pengembangan dilakukan dengan menambahkan bangunan baru yang menjadi satu kompleks dengan makam Bung Karno tersebut, yaitu Perpustakaan dan Museum Bung Karno. Tim arsiteknya diketuai oleh Pribadi Widodo dan Baskoro Tedjo dari Institut Teknologi Bandung.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Blitar

Ziarah di Makam Soekarno (dok. pribadi)

 

Pintu masuk makam ini dimulai dari jalanan yang menghubungkan perpustakaan yang berada di sisi selatan komplek makam hingga sampai pada gapura Agung yang menghadap ke selatan. Bangunan utama disebut dengan Cungkup Makam Bung Karno. Cungkup ini berbentuk bangunan Joglo, dan diberi nama Astono Mulyo. Diatas Makam diletakkan sebuah batu pualam hitam bertuliskan : “Disini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan Dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.”

wisata makam soekarno

Pasar di Makam Soekarno (dok. pribadi)

 

Setelah puas di Makam Soekarno, kami berjalan ke luar. Dan melewati jalan seperti labirin yang kanan kirinya dipenuhi kios-kios yang menjual makanan dan oleh-oleh khas Blitar. Di situ saya membeli beberapa bungkus cemilan untuk perjalanan pulang selama di kereta api dan papa membeli kopeah bermotif. Kami mampir ke sebuah warung makan yang menjual sego pecel karena waktunya makan siang sudah tiba. Setelah cukup beristirahat di warung makan, kami berjalan kaki lagi ke tempat penjemputan taksi online yang akan membawa kami ke stasiun kereta api untuk pemesanan tiket pulang ke Malang.
makam soekarno blitar

Lapak kopeah di pasar Makam Soekarno (dok. pribadi)

Istana Gebang

istana gebang blitar

Istana Gebang Blitar (dok. pribadi)

 

Setibanya kami di stasiun, kami langsung masuk ke ruang pemesanan tiket. Dan bertemu lagi dengan mba petugas loket yang tadi pagi. Kami memesan tiket yang pukul 13.14 WIB agar setibanya di Malang tidak terlalu malam. Setelah urusan pemesanan tiket beres, kami keluar stasiun lagi dan memesan taksi online. Hm.. sama juga nih  jalan kaki lagi fanas-fanas ke luar stasiun menuju Pasar Wage tempat mangkalnya taksi online. Selama di Blitar, kami menggunakan jasa taksi online dengan harga tidak lebih dari Rp20.000 dari satu tempat ke tempat lain. Masih terjangkau, kan. Dan jaraknya juga memang tidak terlalu jauh.
wisata istana gebang blitar

Kamar Bung Karno di Istana Gebang (dok. pribadi)

Istana Gebang merupakan rumah keluarga Bung Karno yang berdiri diatas lahan seluas 1,8 hektar berlokasi di Jl. Sultan Agung no 95, Sananwetan, Kota Blitar. Terdiri dari sebuah rumah induk dengan delapan bangunan rumah lain. Awalnya rumah ini merupakan tempat tinggal pejabat Kereta Api warga negara Belanda CH. Porteir yang kemudian dibeli oleh ayah Bung Karno, Soekemi Soestrohardjo saat mengajar di SMA di Kota Blitar tahun 1917. Diperkirakan rumah tersebut dibangun tahun 1914 saat Bung Karno masih bersekolah di HBS Surabaya.
rumah masa kecil soekarno

Dapur di Istana Gebang dengan perabotan kuno (dok. pribadi)

Buka setiap hari dari jam 8 pagi dan tutup jam 5 sore. Memasuki halaman Istana Gebang dengan patung Bung Karno berdiri tegak di depan istana. Rumah masa kecil presiden pertama Indonesia memiliki beberapa ruangan.
koleksi mobil soekarno

Mobil kuno Bung Karno (dok. pribadi)

Ada rumah induk, bangunan belakang, rumah keluarga cikal bakal, paviliun, dapur, rumah pembantu, balai kesenian, bekas kandang kuda, bekas lumbung padi dan garasi yang masih menyimpan mobil Bung Karno yang beliau gunakan saat berkunjung ke Blitar. Interior ruangan dengan perabotan ciri khas kolonial Belanda, ruangan kamar Bung Karno masa muda yang masih tertata rapi dengan ranjang kuno berseprei putih ditutup kelambu putih serta ada kamar mandi dalam.

Youtube Channel Happy Dyah

Seru sekali dapat berkunjung ke Istana Gebang. Dari dulu pingiiin banget, Alhamdulillah  akhirnya keturutan juga. Dan setelah puas melihat-lihat sampai ke belakang rumah, ke dapur dan sumur tua yang masih mengeluarkan sumber mata air, akhirnya tiba waktunya untuk memesan taksi online untuk kembali ke Stasiun Blitar.

Perjalanan dari Blitar ke Kota Malang sempat diwarnai hujan sesaat dan kami berdua tertidur dengan pulasnya. Hanya saat pulangnya, kami mendapat kursi yang 3 orang dan full semua, berdesak-desakan duduk dengan tegaknya di kursi kereta api ekonomi gerbong 3 dengan bangku nomor 4A dan 4B. Kalau gak gini kan gak ngerasain gimana rasanya naik kereta api ekonomi. Pukul 16.25 WIB sore kami sudah tiba Stasiun Malang dan langsung menuju  tempat penitipan motor dan meluncur pulang.

Happy people jika sudah ada di Jawa Timur khususnya di Blitar jangan lupa berkunjung ke Makam Soekarno dan Istana Gebang. Keren pokoknya deh.

Salam ^_^