Belajar Foto Produk Di Kelas Optimasi Instagram – Masih di masa New Normal di Kota Malang yang perekonomian masih lemah menggeliat karena kegiatan belum 100% normal. Tetapi kegiatan promosi harus terus dilakukan. Promosi menjadi faktor penentu dalam meningkatkan angka penjualan bagi seluruh jenis usaha (baik berskala kecil maupun besar). Salah satu cara yang cukup efektif untuk menarik minat pelanggan adalah dengan melakukan pemasaran berbasis online atau yang lebih dikenal dengan sebutan digital marketing social media.

Bergabung di komunitas UKM Amangtiwi di Kota Malang dengan beragam latar belakang anggota dan ragam produk. Jaman serba online yang menuntut semua anggota agar bisa memasarkan produknya melalui digital marketing. Yang salah satunya melalui foto produk yang menarik agar dapat membuat pembeli tertarik untuk membeli. Belajar foto produk dengan smartphone untuk UKM Amangtiwi seperti apa, yuk kita simak.

UKM dan Koperasi Amangtiwi

Paguyuban UKM Amangtiwi Malang didirikan pada tahun 2009. Dua tahun kemudian berdiri koperasi dan sudah berbadan hukum. Untuk anggota paguyuban dengan total ada 200 pelaku UKM di Kota Malang. Anggota UKM dan Koperasi Amangtiwi dengan beragam produksi seperti sektor makanan, kerajinan tangan, minuman dan lain sebagainya.

Ibu Mei Ridhowati sebagai ketua koperasi, dan Ibu Septarina sebagai pendiri paguyuban UKM Amangtiwi. Tidak semua anggota paguyuban menjadi anggota koperasi. Hanya tercatat kurang lebih 80 orang saja yang tergabung ke dalam koperasi. Ada keuntungan yang didapat ketika pelaku UKM menjadi anggota koperasi. Dimudahkan untuk memasarkan produk, ada bantuan pinjaman modal hingga dapat menikmati sisa hasil usaha (SHU) di akhir tahun.

Baca juga:

Koperasi Amangtiwi sering mengisi pameran UKM di berbagai daerah oleh instansi pemerintahan. Produk UKM anggota koperasi Amangtiwi mengisi Galeri UMKM milik Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur di Jalan Juanda, Sidoarjo. Produk anggota juga dapat dilihat di Klinik UMKM Kota Malang sampai Smesco Mart yang dikelola oleh Pondok Pesantren Al – Hikam Malang.

optimasi instagram

Anggota UKM & Koperasi Amangtiwi belajar foto produk (dok. Mas Yunan)

Kelas Online Optimasi Instagram

Diinisiasi oleh beberapa anggota UKM dan Koperasi Amangtiwi pada bulan Juni 2020, diadakan kelas online Optimasi Instagram di Whatsapp Grup. Dengan syarat yang mengikuti kelas adalah anggota UKM dan Koperasi Amangtiwi dengan follower Instagram kurang dari 1.500 follower. Saat itu kelas optimasi instagram diikuti kurang lebih 30 anggota.

Sebagai pemateri inti adalah Mbak Lika, pemilik dari @likasouvenir yang berhasil menjual boneka custom sampai ke luar negeri dan beromzet sampai dengan 75 juta sebulan. Kelas online dengan moderator Mas Tom owner dari @saosdeepika. Dalam mengisi materi kelas, Mbak Lika dibantu oleh Mas Oni dan saya. Bergantian juga dengan anggota yang mau sharing materi. Karena di kelas ini kita sama-sama belajar. Siapa saja bisa memberi materi untuk peserta kelas.

Belajar Foto Produk Makanan Secara Online

Instagram sebagai salah satu media sosial yang pastinya mengutamakan foto dan video baik pribadi maupun  produk. Foto produk yang menarik dapat diperoleh dengan cara mengatur produk agar terlihat nyaman dilihat serta cara memaksimalkan editing foto. Di kelas optimasi Instagram salah satu materi adalah belajar foto produk dengan hp.

Pematerinya adalah Mbak Ike owner dari @itetcamilan. Pada tanggal 1 Juli 2020 di kelas online Mbak Ike memberi materi foto produk terutama untuk makanan minuman.

Tips belajar foto produk dengan smartphone menurut Mbak Ike:

  1. Cahaya terbaik memotret kalau pagi antara jam 8.00 – 10.00
  2. Sore hari usahakan sebelum jam 16.00 karena cahaya masih bagus, kecuali ketika mendung itu akan didapat hasil tidak maksimal.
  3. Dalam keadaan mendung masih bisa dilakukan pemotretan asal jangan di bawah lampu persis karena akan mengurangi kualitas foto produk/makanan.
  4. Hindari penggunaan flash kamera.
  5. Untuk properti foto sesuaikan dengan produk makanan, kalau bisa yang berhubungan dengan produk makanan tersebut
  6. Untuk foto produk makanan sebaiknya sederhana saja, properti pelengkap tidak usah terlalu banyak agar foto fokus hanya pada produk, kecuali foto berupa masakan tanpa ada makanan yang berlabel.
  7. Pengambilan angle foto ada 4, yaitu dari atas (bird eye level), sejajar dengan mata (eye level), dari bawah (frog eye) dan dengan sudut 45° dari pandangan mata kita.
  8. Angle foto disesuaikan dengan jenis makanan: yang menonjolkan topping misal pizza, donat warna warni, pie susu dll angle bisa diambil dari atas. Untuk burger, biskuit kukis, keripik tempe bisa diambil dengan eye level.
  9. Untuk foto bisa dilakukan di teras rumah yang terang dan tidak silau cahayanya, atau dekat jendela.
  10. Dapat menggunakan diffuser untuk meredam cahaya. Bila tidak punya dapat menggunakan kertas kalkir atau kertas roti yang berwarna abu-abu.
  11. Untuk foto yang terkena area gelap atau tidak rata cahayanya dapat menggunakan reflector yang bisa dibuat dari alumunium foil, loyang atau kertas genjreng, intinya menggunakan warna silver yang berguna untuk memantulkan cahaya
  12. Memilih settingan kamera dengan lebar layar yang 4:3, karena untuk postingan di Instagram.
  13. Melakukan edit foto dapat diproses di handphone. Dengan memakai aplikasi Snapseed yang gratis alias tidak berbayar.
belajar foto makanan pake hp

Behind the scene untuk foto makanan (dok. Mbak Ike)

 

Peserta kelas yang anggota Amangtiwi kebanyakan adalah pelaku usaha makanan dan minuman. Kemudian menyetor masing-masing hasil foto dan dibantu koreksi oleh Mbak Ike.

Belajar Foto Produk Makanan Secara Offline

Belajar foto makanan kemudian dilanjutkan dengan kopdar pada tanggal 24 Juli 2020 jam 14.00 WIB di kediaman Mas Yunan, owner @brownieskoe_mlg di Jalan Emas no 104, Sulfat, Kota Malang. Rasanya kurang afdol bila belajar foto produk dengan smartphone tidak dilakukan bersama-sama. Karena memang masih banyak peserta kelas yang masih belum ngeh dengan properti untuk foto produk makanan. Etapi sebetulnya ini sih alasan untuk berkumpul saja karena lama tidak bertemu, hehe. Biasanya kami anggota Amangtiwi berkumpul satu bulan sekali di acara pertemuan UKM dan Koperasi Amangtiwi.

Belajar foto produk makanan secara offline hari itu sekitar 20 orang yang hadir. Masing-masing peserta kelas membawa produk. Ibu Diah yang menjual ayam serundeng, lengkap membawa lalap dan sambal. Mbak Tita yang menjual bumbu rujak Bu Sum juga membawa buah-buahan segar seperti pepaya, melon dan lain-lain sebagai properti foto produk.

belajar edit foto produk makanan

Produk: Bumbu Rujak Bu Sum, properti foto: Mbak Ike, foto & edit: Dyah

 

Acara dibuka dengan Mbak Lika selaku penanggung jawab kelas optimasi Instagram kemudian dilanjutkan dengan Mbak Ike sebagai pemateri belajar foto produk.

Memanfaatkan cahaya terbaik untuk foto produk sore itu, kami mulai siap-siap di halaman rumah Mas Yunan. Mbak Ike mulai menggelar properti yang dibawanya seperti alas foto, back grond foto dan properti lainnya.

Alas Foto dan Back Ground Foto

Kami praktek langsung dengan menggunakan alas foto dan back ground foto yang dibawa oleh mbak Ike, saat itu kami praktek dengan warna gelap motif kayu dan warna putih. Bila tidak memiliki alas foto dan back ground foto dapat menggunakan kertas karton manila atau linen yang berwarna hitam dan putih. Alas foto dan back ground ini dapat dibeli di instagram @decorprops atau di market place juga banyak yang menjual. Satu lembar biasanya ada dua motif dan warna (depan dan belakang) yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan. Bisa motif kayu, semen dan lain sebagainya.

belajar foto makanan dengan hp

Mbak Ike menjelaskan tentang alas foto (dok. pribadi)

 

Untuk properti alat makan memang sebaiknya menggunakan piranti makan berwarna putih. Atau menyesuaikan misalnya dengan piring rotan, piring kayu dan lain-lain.

Mini Box Studio

Selain menggunakan alas foto dan back ground foto dapat digunakan juga dengan mini box studio. Kami menggunakan mini box milik Mba Tanty owner @kripiktempe_maylajaya. Bila tidak memiliki mini box studio, kata Mbak Ike, kita bisa membuat sendiri dari kardus rokok kemudian melapisi bagian dalamnya dengan kertas berwarna putih kemudian dilubangi di sebelah sisi kanan dan kiri untuk lubang lampu. Lampu yang digunakan adalah lampu meja belajar duduk yang ditutup terlebih dahulu dengan kertas kalkir agar cahayanya lebih lembut.

belajar foto dengan mini box studio

Belajar foto produk dengan mini box studio (dok. pribadi)

 

Keseruan belajar foto offline hari itu sangat menambah ilmu untuk seluruh peserta kelas. Masing-masing peserta langsung belajar foto produk dengan hp seperti menyusun properti dan memotret produk makanan yang dibimbing langsung oleh Mbak Ike.

kursus online foto produk

Bersama-sama belajar foto produk dengan cahaya alami (dok. pribadi)

Belajar Edit Foto Produk

Setelah sekitar satu jam lebih kami belajar foto produk di halaman, kami masuk ke dalam rumah dan melanjutkan belajar edit foto produk. Kali ini aplikasi yang digunakan untuk edit foto adalah Snapseed. Saya sudah pernah menggunakan aplikasi Snapseed tetapi belum tahu banyak untuk penggunaan semua toolsnya. Mbak Ike memberi materi untuk edit foto di Snapseed yang mudah seperti menggunakan tools tune image, details, crop, healing dan lens blur. Peserta kelas terkagum-kagum ketika ada objek foto yang bisa dihilangkan dengan menggunakan tools healing. Wow! Mbak Ike menyarankan untuk belajar edit foto juga harus sering dicoba dan dirasa, untuk yang kurang bisa ditambahkan dan yang lebih bisa dikurangkan. Contoh bila foto dirasa agak gelap, bisa diedit dengan menggunakan tools tune image dengan menaikkan brightness dan highlight.

kursus foto online

Hasil belajar foto menggunakan mini box studio (dok. pribadi)

 

Untuk memberi tulisan pada foto, di aplikasi Snapseed juga disediakan edit text. Tetapi memang terbatas font-nya tidak sebanyak yang ada di aplikasi Phonto. Di Phonto, tulisan dapat dibuat melengkung, ukurannya dapat dipilih mau besar atau kecil, diberi warna dan lain sebagainya.

Hari itu peserta kelas Optimasi Instagram sangat puas telah mengikuti belajar foto dan edit foto produk hanya menggunakan smartphone secara offline alias kopdar. Selain bisa haha hihi karena sudah berbulan-bulan lamanya tak berjumpa, kami bisa saling menyicip produk sesama peserta. Terima kasih kepada Mas Yunan selaku tuan rumah, Mbak Lika dan Mbak Ike sebagai pemateri. Alhamdulillah.

Para pelaku usaha kelas kecil menengah atau UKM harus terus melakukan upgrade diri salah satunya dengan belajar lagi ilmu untuk digital marketing. Sekarang sudah dipermudah dengan adanya banyak kursus online maupun aplikasi yang banyak membantu para pelaku usaha. Beberapa agency digital Indonesia dapat dipilih untuk dapat membantu para pelaku usaha UKM agar lebih maju usahanya dengan memperbaiki pemasaran produknya melalui online digital marketing. Sehingga diharapkan omzet makin melejit dan perekonomian Indonesia lebih stabil karena ada pergerakan perekonomian dari UKM.

Komen yuk di kolom komentar di bawah yang komunitasnya juga mengadakan kelas online atau offline untuk belajar optimasi media sosial 🙂

jual bubuk jahe instan

dok. pribadi