Induk Kucing Makan Anaknya, Baru Kali Ini Melihatnya – Dari sejak saya masih kecil, saya pernah dibilangin sama om saya. Kalau induk kucing terkadang makan anaknya. Lho kok bisa sih, Om? Dan om saya mengatakan bisa saja karena anaknya terlahir cacat sehingga induknya memakan anaknya, dari pada hidup sengsara. Hmm..
Dan hal induk kucing makan anaknya terjadi di rumah saya. Saya sama stresnya kali yah, dengan si induk kucing ini. Saya stres baru kali ini anak kucing saya temukan tanpa kepala dan ada bola mata kucing yang seolah-olah dicongkel oleh si emak, Ya Allah.
Cerita Tentang Timpul Si Emak Kucing
Ketika saya baru pindah ke perumahan Joyo Agung Greenland Kota Malang karena suatu drama, di perumahan itu saya temukan beberapa kucing. Tetangga sebelah kanan saya yang dari Bekasi juga memelihara kucing, sedangkan saya sendiri juga membawa maine coon cat si Theo.
Beberapa kucing yang ada di perumahan yang sering saya lihat ya si hitam ada ceplokan putih (namanya Mblak), kucing tetangga loreng abu-abu (si Ucil) dan si putih ada ceplokan hitam (si Timpul). Sepertinya si Mblak dan si Timpul adik kakak.
Mblak dan Timpul sering ke rumah dan ikut makan dengan Theo. Oh ya, Theo waktu lebaran ke Jakarta, dia ikut kami tetapi meninggal di sana saat bulan puasa. Kami malah bersyukur kalau Theo meninggal di Jakarta, karena kalau di Malang kasihan kuburannya ada di rumah kontrakan yang suatu ketika bila kami pindah, kami tak dapat berkunjung ke pusaranya. Lebay yah? Emang iyah..
Theo tiada, saya tetap membeli makanan kucing dan memberi makan si Mblak dan si Timpul. Dan dua kucing cewe ini, dikawinin sama kucing-kucing jantan pun di garasi rumah saya. Dipikirnya garasi saya tempat yang cocok karena luas dan bersih buat indehoi. Yang gak tau arti kata indehoi, buka KBBI aja yah😁
Dan akhirnya si Timpul dan si Mblak hamil bersamaan. Di sini saya cerita hanya si Timpul aja yah.
Mereka masih rutin saya beri makan dry food. Kenapa saya masih rajin memberi mereka makan, padahal saya sendiri sudah tidak memiliki kucing peliharaan? Saya hanya berpikir, ini salah satu sedekah saya kepada sesama makhluk ciptaanNya. Juga tentunya rasa sayang saya pada mereka, mereka kadang masuk ke rumah, tetapi untuk tidur di rumah tidak saya izinkan. Karena kalau memelihara kucing harus rajin mengepel ya gaes.
Timpul Melahirkan Empat Anak
Tanggal 12 November 2021, sejak maghrib Timpul tiduran di kamar saya. Saya yang sudah membuka bed cover untuk saya berselimut karena mager musim hujan, si Timpul datang dan ikutan tidur di atas bed cover dengan perut besarnya.
Tapi saya lihat pantatnya sudah mengeluarkan cairan, saya memanggil anak saya dan memindahkan si Timpul ke kamar anak saya. Timpul tidur bersama anak saya dan tidurnya gelisah.
Ketika saya dan anak saya tidur, mungkin sekitar dini hari jam 3 an si Timpul melahirkan di lemari baju gantung. Anak saya masih belum tidur ketika jam 2 malam, sedangkan saya setelah tahajud menjelang subuh ke kamar anak dan mendapati Timpul dengan empat anaknya. Alhamdulillah mereka lahir selamat semua.
Ke Jakarta Meninggalkan Timpul dan Bayinya
Saya pusing juga tuh, kenapa? Karena hari itu tanggal 12 November jam 10.30 pagi kami harus ke Jakarta. Saya memikirkan untuk memindahkan Timpul dan anaknya ke rumah tetangga yang lagi mudik ke Bekasi.
Saya siapkan dus dan memberi alas untuk anak-anak Timpul. Saya yang memindahkan sendiri empat anak kucing dengan tangan saya dan dus saya bawa ke teras rumah tetangga. Apa yang terjadi?
Timpul mengambil anaknya dari dus dan menggigitnya serta membawa kembali ke rumah saya.
Jadi tuh, pagi itu saya kejar-kejaran sama Timpul yang membawa anaknya. Dia berhasil mengembalikan anaknya ke rumah saya, tetapi saya ambil lagi dan pindahkan ke dus. Pintu sudah ditutup, dia masuk lewat jendela, duuuh, pagi itu drama banget.
Hari itu saya tinggalkan Timpul dan bayi-bayinya di teras rumah tetangga. Saya sudah menyediakan tiga bungkus besar makanan untuk Timpul dan Mblak juga berpesan kepada bapak sampah perumahan. Agar setiap pagi mengisi tempat makan kucing yang saya sudah sediakan juga. Tak lupa saya selipkan selembar uang kertas warna biru untuk bapak sampah sebagai pengganti jerih payahnya memberi makan induk kucing.
Kembali dari Jakarta
Tak lama saya di Jakarta, tanggal 18 November saya sudah berada di Malang. Paginya si Timpul masuk ke rumah dan saya ke teras rumah tetangga untuk melihat bayi-bayi si Timpul. Tapi nihil, dus yang saya sediakan tempo hari kosong melompong.
Saya ajak ngobrol Timpul, “Mana anakmu, Mpul? Bawa kesini ya? Ebo Dyah membolehkan Timpul dan anak-anakmu tidur di sini” Sepanjang pagi itu Timpul di rumah saya dan saya ajak omong terus.
Mengobrol dengan kucing sering saya dan anak saya lakukan sejak memelihara Theo. Maine coon jantan itu sering tidak pulang berhari-hari, dan saya sering mengajak bicara si KunKun kucing kampung yang kami pelihara juga. Agar si KunKun kalau ke luar rumah dan bertemu Theo, membawa pesan dari saya untuk segera pulang. Aneh ya? Tapi nyata kok, biasanya nggak lama setelah itu si Theo pulang ke rumah. Sejak memelihara kucing, anak saya sering membaca tentang psikologi kucing.
Demikian juga dengan si Timpul. Esoknya dia mulai masuk rumah saya lewat jendela dengan membawa anaknya. Daaan, Timpul memilih untuk tinggal di dus mesin cuci front load saya. Di situ memang dusnya agak dalam, saya menyimpan plastik keresk bekas, botol-botol plastik bekas, keset-keset dan lap gombal bersih. Tempat itu menurut Timpul cocok untuk ditinggali bersama bayi-bayinya.
Akhirnya saya siapkan dus kecil lagi dan saya masukkan ke Timpul dan bayi-bayinya di dus itu. Bayi-bayi menyusu dengan baik ke Timpul. Semua bayi saat itu matanya belum membuka semua. Tetapi Timpul rajin menjilat-jilat bayi-bayinya.
Mulai Drama
Tanggal 19 November 2021, berarti sehari setelah Timpul memindahkan anaknya ke dus mesin cuci, saya mendapati satu bayi telah kaku. Sepertinya tertindih apa ya? Kasihan banget.
Tanggal 25 November 2021, saya mendapati lagi bayinya Timpul dalam keadaan kaku juga. Sudah dua bayinya Timpul meninggal tertindih dalam waktu satu minggu itu.
Entah kenapa kemudian Timpul memindahkan anaknya ke lemari pakaian anak saya yang paling bawah. Buru-buru saya mengeluarkan semua pakaian anak saya dan menyediakan dus lagi untuk Timpul dan dua bayinya. Saya biarkan mereka di lemari pakaian paling bawah yang sudah saya kosongkan.
Bayi-bayinya cantik, dengan ceplokan hitam di kepala dan wajah. Bulu-bulunya halus karena sering dijilat sama Timpul induknya. Yang satu ekor kok kayak picek ya, hanya sebelah matanya saja yang membuka. Sedangkan yang satunya, matanya bulat cantik sudah membuka dua-duanya. Tetapi dua hari terakhir hanya satu mata saja yang membuka.
Tanggal 27 November 2021 pagi saya mendapat bayinya Timpul hanya tinggal seekor. Kemarin saya berada di rumah Kopi dan pulang ke rumah langsung tidur, tidak sempat mengecek bayi-bayinya Timpul.
Padahal malam itu jendela dan pintu sudah saya tutup semua agar Timpul tidak keluar masuk. Pasir untuk BAB dan BAK juga sudah saya siapkan di halaman belakang. Si Picek bayinya Timpul yang hanya memiliki satu mata yang terbuka, itu hilang tanpa jejak. Lenyap tak berbekas di rumah saya. Saya cari-cari di dalam rumah juga tidak ada. Saya berpikiran apa dimakan ular, tapi kok ngeri amat sih, ular sampai masuk ke dalam rumah dan lemari pakaian.
Saya tanya Timpul berkali-kali, kemana bayinya yang picek itu. Tapi ya cuek bebek aja si Timpul. Saya agak miris juga, duh.
Tanggal 30 November 2021 sore jelang Maghrib saya baru tiba di rumah. Sore itu keadaan masih hujan gerimis. Masuk rumah langsung saya menyalakan lampu-lampu teras juga dapur dan halaman belakang. Seketika dapur terang dan saya berteriak histeris. Ya Allah, bayinya Timpul ada di lantai dan kepalanya hilang.
Saya langsung mengambil handphone untuk video call dengan anak saya yang masih di Jakarta, dan kami menyimpulkan bayi Timpul yang tempo hari dua matanya sudah membuka dan dua hari terakhir hanya satu mata saja yang membuka, apakah itu dianggap cacat oleh si Timpul. Sehingga dimakan juga olehnya.
Malam itu saya melarang Timpul masuk ke rumah dan saya masih membiarkan bangkai bayi Timpul di dapur. Saya masih shock, mutilasi ini sih namanya.
Dan saya melihat ke dalam dus di lemari pakaian tempat Timpul dan bayinya, saya menemukan sebuah bola mata. Ya Allah, masak iya si Timpul nyongkel mata bayinya. Beneran deh nih kucing! Gak berperikebinatangan..
Malam itu saya tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pagi ini 1 Desember 2021, saya akhirnya memberanikan diri memindahkan bangkai bayi kucing tanpa kepala ke dalam dus yang ada bola mata. Saya letakkan di luar, dengan maksud menunggu bapak sampah agar menguburkan. Kemudian saya masuk ke dalam rumah mau ambil sapu dan pengki serokan hendak menyapu halaman depan.
Begitu saya keluar, saya baru kali ini menyaksikan dengan kepala saya sendiri induk kucing makan anaknya. Tambah berlipat shock saya sejak kemarin. Subhanallah. Dan habislah bayinya dimakan oleh si Timpul 😣😭 Langsung saya masuk kamar mulai mengetik artikel ini.
Lenyap semua empat bayinya Timpul yang dia lahirkan 12 November 2021 lalu. Kemungkinan bayi yang hilang juga dimakan oleh Timpul. Karena saya menemukan serpihan daging dekat kamar mandi tetapi saat itu saya berpikir mungkin daging ayam tetapi saya tidak lagi memasak ayam. Hiks..
Penyebab Induk Kucing Makan Anaknya
Ternyata yang om saya katakan ketika saya masih kecil, benar adanya. Saya menganggap Timpul memiliki anak yang cacat dengan memiliki satu mata. Tetapi dari yang saya baca-baca di mbah Gugel, induk kucing makan anaknya beberapa jam setelah melahirkan, tetapi ini tidak, malah sudah beberapa minggu.
Penyebab induk kucing makan anaknya bisa disebabkan beberapa hal:
- Anaknya cacat, sakit, lahir mati
- Kurangnya naluri keibuan
- Perilaku genetik
- Melindungi dari predator
- Induk kucing stres
- Induk kucing kurang gizi
- Bayi kucing mengandung bau manusia
Saya masih meraba-raba kenapa Timpul memakan dua bayinya. Apa karena bayinya bau tangan manusia, sebab pernah saya pindah-pindahkan dan beberapa kali saya elus-elus. Atau karena mata bayinya yang picek itu. Huhuhu, rasanya saya masih sesak, mau nangis nggak bisa. Tetapi masih shock melihat kenyataan beberapa hari ini.
Oke gaess, saya mau leyeh-leyeh lagi karena tadi malam tidur saya tidak nyenyak. Induk kucing makan anaknya akhirnya saya alami juga. Masya Allah.
Malang, 1 Desember 2021, 8.31 WIB