Menonton Perayaan Cap Go Meh Di Klenteng Eng An Kiong Malang – Sore itu saya sangat takjub, ke sekian kalinya saya memasuki klenteng yang serba merah. Lilin, dupa, lampion serta bangunan klenteng semua serba merah. Saya dan Anak SMA bergabung dengan teman fotografer Malang diantaranya Om William Dewata dan Cik Ester serta suami untuk menonton perayaan Cap Go Meh di klenteng Eng An Kiong yang berlokasi di Jalan Martadinata No 1 Kota Malang. Klenteng Eng An Kiang sudah ramai sejak pagi hari, seperti apa keseruannya, kita simak ceritanya yuk Happy People.
Arti Kata Cap Go Meh
Arti kata ‘Cap Go Meh’ diserap dari Bahasa Hokkian, yang berarti ‘Cap’ (sepuluh), ‘Go’ (lima), sedangkan ‘Meh’ (malam). Penyebutan ini merujuk pada waktu penyelenggaraan acara yang memang dirayakan pada hari ke 15 setelah Imlek. Ini berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama 15 hari. Perayaan Cap Go Meh sebagai penutup perayaan Tahun Baru Imlek yang berlangsung selama 15 hari.
Fasilitas Klenteng Eng An Kiong
Umat Budha yang datang ke Klenteng Eng An Kiong melakukan sembahyang sambil menyalakan dupa dan lilin berwarna merah yang bersanding dengan bangunan klenteng yang mayoritas berwarna merah.

Lilin merah untuk sembahyang (dok. pribadi)
Bentuk klenteng dengan ruang-ruang doa yang menghadap ke ruang terbuka sangat baik untuk pertukaran sirkulasi udara. Ada dua ruang terbuka di sisi kanan dan kiri klenteng yang diisi dengan taman serta kolam ikan koi.

Taman dengan kolam ikan koi (dok. pribadi)

Taman di ruang terbuka (dok. pribadi)

Di belakang adalah deretan ruang-ruang untuk sembahyang (dok. pribadi)
Selain ruang sembahyang, klenteng Eng An Kiong juga dilengkapi dengan aula, toilet, washtafel, dapur, area parkir serta kantor yayasan klenteng.
Acara di Perayaan Cap Go Meh
Pentas Wayang Potehi
Memasuki gerbang halaman klenteng, terdapat rumah panggung kecil bercat merah yang merupakan tempat pentas wayang Potehi. Potehi berasal dari kata ‘pou’ (kain), ‘te (kantong) dan hie (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangan mereka ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain. Kesenian ini sudah berumur sekitar 3.000 tahun dan berasal dari Tiongkok. Waktu pementasan hari itu jam 15.30 – 17.00 WIB dan jam 19.00 – 21.00 WIB.

Rumah panggung untuk pentas wayang Potehi (dok. pribadi)
Saya dan Anak SMA terkagum-kagum melihat adegan di pentas wayang Potehi yang sedang bercerita tentang Tio Khong In yaitu berdirinya Dinasti Song. Penonton duduk di bangku-bangku yang sudah disediakan.

Panggung untuk pementasan wayang potehi (dok. Pribadi)
Baca juga:
- Coban Siuk, Wisata Alam Di Jabung Malang Yang Sejuk Dan Asri
- Ubud Cottages Malang: Bagaikan Oase Bali Di Tengah Kota
- Wisata Bangkalan Madura: Kunjungan Tiga Destinasi Yang Eksotis
Bazar
Perayaan Cap Go Meh di Klenteng Eng An Kiong diramaikan dengan stan-stan bazar yang berjualan di dalam aula. Mulai dari stand produk bank swasta, produk makanan minuman serta ada juga produk fashion pakaian seperti kebaya. Ramai juga suasana saat itu. Lumayan bisa jajan minuman, karena memang suasana saat itu penuh dengan pengunjung dan asap dupa membuat saya sedikit cepat lelah. Sedangkan air di tumbler yang saya bawa dari rumah sudah tandas. Mana saya salah pake kaos pula. Saya pake kaos Uniqlo yang Heattech dan itu membuat tubuh saya hangat terus alias berkeringat terus, Esmerelda. Cakep dah #MakeUpLuntur
Menikmati Lontong Cap Go Meh
Ketika saya dan Anak SMA sedang duduk beristirahat di bangku depan, seorang bapak berkaos merah menghampiri kami dan duduk di sebelah saya. Bapak Sutikno seorang umat dari Klenteng Eng An Kiong bercerita tentang perayaan-perayaan untuk setahun ke depan yang akan dihadiri oleh klenteng-klenteng dari Pulau Jawa.

Dengan Bapak Sutikno (dok. Pribadi)
Kemudian Pak Sutikno meminta kami masuk ke aula di belakang untuk menikmati Lontong Cap Gomeh. Jujur, waktu mau berangkat ke klenteng saya dan Anak SMA sudah mengisi tangki perut dulu. Tetapi akhirnya kami tetap ke aula seperti yang disarankan oleh Pak Sutikno.

Ibu-ibu yayasan Klenteng Eng an Kiong menyiapkan lontong Cap Go Meh (dok. pribadi)
Dan suasana aula ternyata lebih ramai. Karena memang waktunya makan malam sudah tiba dan mulai pembagian piring isi Lontong Cap Go Meh secara gratis. Total hari itu dari pagi ada 5.000 piring untuk pengunjung dan umat Budha yang hadir di klenteng. Pengunjung berbaris rapi dalam antrian untuk mendapat giliran mengambil sepiring Lontong Cap Gomeh yang berisi irisan lontong, opor ayam, telur ayam serta mie, hmm sangat menggiurkan. Tetapi apa daya perut masih terasa kenyang, kami hanya berkeliling aula saja.

Piring lontong Cap Go Meh (Dok pribadi)
Pertunjukan Barongsai

Dok pribadi
Tidak seru bila tidak ada pertunjukan barongsai di perayaan Cap Go Meh. Ketika senja berakhir, pemain barongsai sudah siap untuk beraksi di aula. Pemain barongsai berdoa terlebih dahulu untuk memohon keselamatan.

Berdoa untuk memohon keselamatan pertunjukan barongsai (dok. pribadi)

Dengan pemain barongsai (dok. pribadi)
Didahului dengan penampilan pemain wushu yang terdiri dari beberapa anak kecil kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan barongsai yang diiringi alat musik sederhana. Yakni sebuah tambur, sebuah gong (tanpa bulatan kecil) dan tiga buah simbal yang ditabuh keras. Pemain barongsai terdiri dari dua orang memakai pakaian barongsai menyerupai singa serta kepala yang besar. Barongsai bergerak lincah di lantai mengikuti musik dan melompat-lompat di tonggak yang tinggi hingga mencapai ketinggian 2 meter. Tarian barongsai selalu hadir di perayaan besar umat Budha yang diyakini dapat mengusir roh jahat.

Pertunjukan barongsai (dok. pribadi)
Dan sore itu, untuk pertama kalinya bagi saya mendatangi klenteng yang sedang merayakan Cap Go Meh. Biasanya saya suka mampir-mampir ke klenteng tanpa ada suatu perayaan. Klenteng di Jakarta, Semarang, Madura dan Tuban beberapa kali saya datangi. Suka aja sih, mendatangi klenteng yang serba merah. Lagian saya masih ada turunan Chinesse lho. Gak percaya? Baca aja silsilah keluarga saya, hehehe. So Happy People bila tahun depan ingin makan Lontong Cap Go Meh gratis, bisa sekalian sambil menonton perayaan Cap Go Meh di klenteng terdekat dengan rumah kalian. Pokoknya inget-inget yaa setelah Tahun Baru Imlek, 15 hari kemudian dipastikan seluruh dunia merayakan Cap Go Meh.