Pengalaman Vaksinasi COVID-19 di Kota Malang menjadi pelajaran untuk saya dan anak saya. Bahwa di masa pandemi ini, semua orang harus bergegas demi mendapat fasilitas yang diberikan oleh pemerintah.

Maksudnya vaksinasinya rebutan getukah? Yuk simak cerita di bawah ini.

Jangan Disamakan Dengan Jakarta

Happy People yang sudah tahu, saya ini kan dari Jakarta yang terdampar di Kota Malang dengan anak dari pernikahan pertama, karena drama rumah tangga hehe. Jadi hanya saya dan anak saja yang di Malang, keluarga besar saya semua di Jakarta.

Cerita tentang vaksinasi COVID-19, keluarga besar di Jakarta, papa mama juga adik-adik dan ipar-ipar sudah menerima vaksin COVID-19. Padahal saat itu yang diutamakan adalah lansia. Mama dan papa saya didaftarkan oleh adik bungsu melalui link-link yang beredar di whatsap. Pilih tanggal dan tempat kemudian datang pada saatnya vaksinasi.

Papa mama saya mendapat jadwal vaksin pertama tanggal 20 Maret 2021 yang kemudian jadwal kedua pada tanggal 17 April 2021. Keduanya di Kemayoran Jakarta dengan sistem drive thru. Pada jam yang sudah dijadwalkan, papa mamaku tiba di tempat. Cerita papa saya setelah vaksin, di parkiran hanya ada tiga buah mobil saja dan tidak ada antrian panjang.

vaksin covid-19

Mamaku di Jakarta diukur tensi sebelum vaksinasi (sumber: dok. pribadi)

 

Jadi tidak perlu turun dari mobil, semua dilayani dari mobil saja. Ketika observasi juga hanya menunggu di mobil. Abang parkir yang menghampiri mobil kalau waktu untuk menunggu sudah habis. Dan bila tidak ada keluhan maka boleh meninggalkan tempat. Cukup simple kegiatan dan waktunya untuk lansia seperti papa mama saya yang tempo hari diantar adik bungsu.

vaksin sinovac

Papaku menerima vaksin COVID-19 secara drive thru di Kemayoran Jakarta (sumber: dok. pribadi)

Vaksinasi COVID-19 di Kota Malang

Presiden RI Joko Widodo telah mendapat vaksin pertamanya tanggal 13 Januari 2021. Keluarga di Jakarta juga sudah melakukan vaksinasi sejak Februari. Tempat tinggalku di Malang mulai vaksin untuk nakes, profesi guru, dosen juga lansia yang didahulukan untuk mendapat vaksin COVID-19 jenis Sinovac.

Saya menanti-nanti kapan bisa juga divaksin. Sampai akhirnya saya dan anak mudik lebaran ke Jakarta selama sebulan. Ketika berkumpul dengan keluarga besar, saya aja tuh yang belum vaksin, berasa orang yang ketinggalan berita, ahayy.

Baca juga: Mudik Lebaran 2021: Akhirnya Ngota Juga Ke Jakarta

Pulang dari Jakarta akhir bulan Mei 2021 saya malah ambruk selama lebih dari 10 hari. Kayaknya jiwa saya shock karena balik ke Malang haaa. Perempuan itu gampang banget psikosomatis, eh itu saya diing.
Kembali ke laptop, sambil rebahan kala itu saya mendapat beberapa kiriman flyer di Whatsapp grup perumahan kalau ada vaksinasi COVID-19 yang bisa untuk masyarakat umum dengan syarat usia minimal 18 tahun.

Pendaftaran dapat langsung dilakukan dengan mengirim Whatsapp rumah sakit. Saat itu saya mendaftar di RSI Unisma dan RSIA Muhamadiyah dan hasilnya sudah tidak menerima vaksinasi lagi. Karena kuota sudah full. Duh, gimana ini?

Akhirnya saya curcol ke WA grup arisan emak, ada emaknya Aniq yang info kalau Puskesmas Mojolangu saat itu sering kurang kuota. Yang bisa ke sana hanya warga kelurahan Mojolangu, kelurahan Tunggul Wulung dan kelurahan Tasikmadu. Saya bertanya apa bisa ikutan vaksinasi ke sana? Katanya coba datangi saja. Sedang ada program vaksinasi dari tanggal 12 Juni sampai dengan tanggal 17 Juni 2021 dengan KTP domisili dengan kelurahan yang saya sebut di atas tadi.

Kemudian emak Nerissa menyarankan juga bisa vaksin ke Klinik Medika Sanan tetapi datang jam lima pagi untuk ambil nomor. Hm, perjuangan sekali yaa. Dan semua harus membawa KTP Malang.

Saya buka dompet saya, memastikan saya memang sudah memiliki KTP Malang. Ya iyalah, sudah dari tahun 2017 sudah mutasi ke Malang. Oh iya mau cerita, mutasi KTP dari Jakarta ke Malang ini ditangisin mamaku, hiks #curcollagi. Kembali ke laptop… Saya pun mengintip KTP di dompet, lha ini kan saya di kelurahan Mojolangu. Ya bisa dooong untuk ikutan vaksinasi di Puskesmas Mojolangu. Ternyata KTP saya tuh masih terdaftar di Kelurahan Mojolangu, alamat kantornya mantan. Duh, lupa deh.

Saya dan anak yang usianya lebih dari 18 tahun bersiap untuk vaksin COVID-19 esok hari tanggal 16 Juni 2021. Jangan lupa membawa KTP asli, foto kopi KTP juga pulpen. Kami mengikuti anjuran Presiden Joko Widodo pada awal Juni 2021 bahwa dalam sehari ada satu juta vaksin untuk warga negera RI.

Prosedur Vaksinasi COVID-19 di Malang

Mengambil Nomor Antrian

Pagi itu hari Rabu tanggal 16 Juni 2021. Jam 7 pagi kami sudah berangkat dari rumah menuju Balai Warga Mojolangu yang terletak di jalan Sudimoro, Kota Malang. SayaĀ  tiba di sana sekitar jam 7.15 WIB kemudian memarkir motor. Saya dan anak menunggu bersama dengan warga lainnya. Ternyata sudah ramai sekali, sekitar lebih dari 50 orang menunggu.

Yang duduk di kursi menghadap pintu aula Balai Warga kebanyakan adalah lansia. SayaĀ  dan warga menunggu petugas datang untuk membagikan kartu nomor antrian. Jam 8 kurang petugas datang dan membagikan kartu nomor antrian. Saya mendapat urutan nomor 54.

Banyak warga yang kembali ke rumah masing-masing, karena lokasi rumahnya berdekatan dengan Balai Warga yang dijadikan tempat vaksinasi COVID-19 di Malang saat itu. Sedangkan saya mengisi waktu dengan sarapan soto ayam nasi. Dengan harga Rp 13,000 seporsi sudah kenyang mengisi perut saya dan anak, kami makan seporsi berdua lho.

Mengukur Tensi Darah

Jam 8 pagi, para nakes sudah mulai memasuki Balai Warga Kelurahan Mojolangu. Satu persatu warga dipanggil oleh nakes yang menggunakan seragam hazmat lengkap dengan masker dan sarung tangan medis. Nggak pake face shields. Di luar pintu masuk Balai Warga terdapat dua meja dengan empat orang nakes untuk mengukur tensi warga. Ada sekitar 13 orang nakes hari itu yang bertugas.

vaksin covid-19 di kota malang

Anak saya diukur tensi darah sebelum masuk ke aula (sumber: dok. pribadi)

 

Jam 8.40 saya dan anak dipanggil nakes dan diukur tensi. Kemudian nakes memberi selembar kertas berisi data-data seperti nama, nomor HP juga pertanyaan seperti riwayat penyakit keluarga dan pertanyaan lainnya. Kertas ini disatukan dengan foto kopi KTP.

Saat itu tensi saya agak tinggi, lagi ndredeg. Biasanya ya tensinya darah rendah sekitarĀ  90 – 110. Kemudian setelah mengukur tensi kami dipersilakan masuk ke aula dan mengantri di meja 0.

vaksin covid-19 di puskesmas

Meja 0

Masuk ke dalam aula Balai Warga, ternyata sudah banyak warga yang juga mengantri menuju meja 0 dan ada yang menunggu hasil observasi setelah vaksinasi. Disediakan kursi-kursi dengan jarak agar tidak saling berdekatan. Kami menunggu sambil mengisi data dan juga menyiapkan foto kopi KTP. Ada yang bilang, agar menulis nomor HP di belakang foto kopi KTP. Makanya jangan lupa membawa pulpen di tas ya.

aula balai warga Mojolangu

Jam 9.15 WIB saya dipanggil juga bersama anak ke meja 0. Di sana diwawancara sedikit apakah ada alergi obat, saya hanya mengatakan alergi dingin dan debu, kalau alergi obat tidak ada. Apakah saat itu sedang sakit? Apakah ada riwayat penyakit jantung, kanker diabetes baik diri sendiri atau pun dari keluarga. Saya bilang tidak ada, hanya ayah saya memang biasa tensi darah tinggi. Kemudian saya ditanya apakah berkacamata, saya jawab iya, pakai kacamata plus dan minus tapi jarang pakai kacamata.

Di meja tersebut ada dua orang petugas dengan dua kursi. Kemudian saya bergeser ke kursi sebelah untuk diambil darah untuk mengetahui kadar gula dalam darah dan kolesterol. Dan ternyata kadar gula darah acak menunjukkan 119 mg/dI dan kolesterol saya 180 mg/dI. Saya malah kaget mengetahui kolesterol saya turun banyak. Karena sejak di Malang kolesterol saya naik karena stress. Sebelum puasa saya cek kolesterol itu masih di angka 245, lho.

Baca juga: Lima Penyebab Kolesterol Tinggi Yang Perlu Diwaspadai

Saya yang berseru kaget karena mengetahui kolesterol turun menyebabkan nakesnya bertanya, “Ibu pake cara apa nurunin kolesterol?” Saya menjawab minum jus sayur buah juga minum olive oil EVO.

Setelah menerima selembar kertas hasil tes darah, kami bergeser ke meja 1.

Meja 1: Registrasi dan Skrining

Terdapat dua buah meja 1 dengan empat petugas. Diberi dua meja agar antrian tidak terlalu panjang. Satu orang nakes bertugas menggunakan laptop yang satunya lagi memberi obat.

Nakes meminta kertas data kesehatan dan KTP yang sudah dijepret dari meja ukur tensi di luar. Kemudian nakes meminjam KTP asli kami dan menginput data di laptopnya.

obat setelah vaksin covid-19

Bergeser ke kursi sebelah, nakes memberi obat setelah vaksin COVID-19 yaitu obat paracetamol sebanyak 5 butir dan vitamin B sebanyak 1 strip isi 10 butir. Dianjurkan setelah vaksin agar segera minum obat tersebut.

Selesai di meja 1, kami bergeser ke meja 2.

Meja 2: Ruang Vaksin

Meja 2 ini sama seperti meja-meja lainnya yang menghadap ke kursi-kursi warga yang sedang menunggu. Di meja 2 ini sebagian ditutup karena akan terlihat lengan kita kalau kita menyisingkan lengan baju. Karena penyuntikan vaksin dilakukan di pangkal lengan sebelah kiri.

 

vaksinasi covid-19 di malang

Sama seperti di meja 0 ketika ambil darah, anak saya ada rasa takut. Dia duduk dan saya memeluknya dengan posisi berdiri sambil mengatakan agar menarik nafas. Hanya sebentar proses injeksi vaksin AstraZeneca.

Setelah vaksinasi selesai kami menuju ke meja 3.

Video Vaksinasi COVID-19 di Malang

Meja 3: Observasi

Di meja 3 nakes menulis di catatannya dan di kertas kecil yaitu waktu 15 menit setelah kami divaksin. Kertas kecil dibawa oleh kami agar kami mengingat jam untuk kembali ke meja 3. Observasi hanya diberikan waktu sekitar 15 menit. Dan kami menunggu di kursi, jika sewaktu-waktu muncul tanda-tanda yang tidak biasa setelah vaksin diberikan.

Kartu Vaksinasi COVID-19

Dan alhamdulillah kami berdua tidak menunjukkan tanda-tanda. Hanya tanda-tanda mengantuk setelah sarapan nasi soto, hehe.

Kami diberi selembar kartu yaitu Kartu Vaksinasi COVID-19 dan tanggal kembali untuk melakukan vaksin kedua. Tidak sampai jam 10 pagi tepatnya jam 9.55 WIB (saya melihat di deskripsi file foto saya) saya berselfi ria di depan banner Saya Sudah Vaksin.

sertifikat vaksin covid-19

Efek Setelah Vaksinasi COVID-19

Setelah berselfi ria, kami langsung pulang ke rumah, eh kami mampir dulu untuk beli bakso Solo Tandon dan minum obat yang diberikan nakes tadi. Bawaannya mengantuk terus. Sore saya mulai demam dan badan mulai terasa pegal-pegal. Seperti habis vaksin meningitis dahulu tahun 2010 ketika saya mau umroh. Rasanya seperti saat itu.

Bagaimana dengan anak saya? Jam empat pagi keesokannya dia masuk ke kamar saya dan membangunkan saya. Ternyata badannya panas serta kepalanya pusing. Kami berdua satu ranjang sama-sama sakit. Melas men, rek. Kami di kota ini tidak ada saudara, satu rumah hanya berdua saja. Kayak gini nih kalau sakit. Berdua lemas, tetapi saya tetap harus kuat untuk bisa mengurus anak.

Unduh Sertifikat Vaksinasi COVID-19

Setelah mendapat vaksinasi saat itu, pukul 10.42 WIB ada dua SMS masuk ke HP saya. SMS pertama mengingatkan nama saya dengan nomor tiket vaksin sekian mendapat jadwal vaksin berikutnya tanggal 8 September 2021.

Di SMS berikutnya menginformasikan sertifikat vaksinasi ke-1 tersedia di aplikasi PeduliLindungi dengan diberi linknya. Kalau mau masuk sendiri ke aplikasi setelah mengunduh terlebih dahulu juga cukup mudah, hanya memasukkan nama dan nomor HP ketika mendaftar vaksin. Di bawah ini penampakan sertifikat vaksinasi COVID-19 saya yang pertama.

 

sertifikat vaksin covid-19

Kalau sudah lengkap mendapat dua vaksin, sertifikat ini bisa dicetak berupa kartu. Keluarga saya di Jakarta sudah memiliki kartu vaksin ini. Tampilannya seperti KTP, kartu plastik. Cukup kirimkan link dari aplikasi PeduliLindungi ke percetakannya dan kartu pun jadi.

Saya saat mendapat kesempatan untuk vaksinasi COVID-19, saya tidak menghiraukan apakah itu vaksin Sinovac, AstraZeneca atau yang lainnya. Yang penting kami mendapat vaksinasi. Ceritanya udah panik gak karuanšŸ˜„
Dahulu ketika kecil saya sudah mendapat vaksin cacar tetapi ketika SMA masih terkena cacar juga. Akibatnya tidak banyak saya terkena cacar, hanya muncul tujuh buah bintil cacar. Tetapi saat itu meninggalkan bekas tetapi sekarang sudah lenyap bekasnya. Apalagi yang tidak melakukan vaksin COVID-19? Bisa lebih parah…

Tetangga rumah saya sebelah kiri persis terkena virus COVID-19. Dia seorang nakes/bidan di RSUB Kota Malang. Bayangin dong, sudah vaksin lengkap tetapi masih terkena virus juga. Tetapi recovery-nya cepat, dia merasakan anosmia dan tidak sampai dua minggu sudah sehat dan mulai kembali bertugas.

Betapa pandemi saat ini sangat menakutkan. Mau ketawa-tawa katanya supaya menambah imun tetapi miris juga karena banyak mendengar kabar teman-teman sebaya yang sudah mendahului karena virus COVID-19. Suara sirene ambulance pasti saya dengar dan melihat langsung oleh mata saya sendiri bila saya turun ke Kota Malang, dimana supir dan nakes di mobil ambulance menggunakan seragam hazmat. Ya Allah, lindungi kami Ya Allah.

Kami berdua mulai pulih pada hari Sabtu, dimana vaksin kala itu dilakukan hari Rabu. Selama tiga hari kami demam, lemas dan pegal-pegal.
Tak lama setelah kami vaksin, di Kota Malang mulai banyak dilakukan vaksinasi-vaksinasi karena virus corona varian delta makin merajalela.

Saya menulis artikel ini di kala PPKM darurat telah berlangsung di hari ke 11. Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 1 Juli menetapkan Pulau Jawa dan Bali diberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) tanggal 3 – 20 Juli 2021.

Apakah PPKM ini diperpanjang? Kita lihat bagaimana warga bersikap terhadap virus corona ini. karena masih ada saja yang berkata ini rekayasa semata atau ada yang mengatakan tidak percaya dengan virus ini, termasuk teman saya di Malang. Astaghfirulloh.

Tetap jaga protokol kesehatan ya Happy People. Jangan lupa lakukan vaksinasi COVID-19. Saya dan anak sangat beruntung sekali sudah mendapat vaksinasi COVID-19 di Malang. Karena setelah kami, banyak teman-teman yang mencari vaksin COVID-19 antri dimana-mana dan akhirnya pulang karena tidak mendapat kuota. Sedangkan di Jakarta sudah diberlakukan vaksin usia 12 – 17 tahun. Semoga di Malang juga mulai ada vaksin untuk anak-anak.

Cerita yuk Happy People tentang pengalaman kalian ketika mendapat vaksinasi COVID-19 di kolom komentar ya.